Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Juli 2020 diperkirakan akan kembali berada di kisaran rendah seiring dengan menurunnya harga sejumlah bahan pokok.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juli 2020, inflasi Juli 2020 diperkirakan sebesar 0,01 persen (month-to-month/mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,10 persen (year-to-date/ ytd), dan secara tahunan sebesar 1,66 persen (year-on-year/yoy).
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, penyumbang utama inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm), emas perhiasan sebesar 0,03 persen (mtm), dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu bawang merah sebesar -0,09 persen (mtm), bawang putih sebesar -0,03 persen (mtm), gula pasir sebesar -0,02 persen (mtm), jeruk sebesar -0,02 (mtm) serta cabai merah, daging sapi, kelapa, minyak goreng dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Onny mengungkapkan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.