Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengusulkan pemberian kredit tanpa agunan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah dengan bunga 1 persen sebagai stimulus ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Untuk itu, dia meminta supaya pemerintah harus menginjeksi bank-bank BUMN dan swasta untuk merealisasikan bantuan stimulus kepada UMKM tersebut.
“Injeksi sekitar Rp40 triliun ke bank-bank BUMN agar segera direalisasikan untuk memacu pergerakan ekonomi di sektor UMKM. Namun, Rp40 triliun kami rasa tidak cukup. Kami usulkan paling tidak Rp200 triliun,” katanya melalui siaran pers, Selasa.
Fadel menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada ekonomi global dan nasional, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini minus 5,2 persen dan pada 2021 diperkirakan 4,2 persen.
Untuk Indonesia, menurut mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini 0 persen dan pada 2021 naik menjadi 4,8 persen.
Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diprediksi antara 0,9 persen—1,9 persen dan pada 2021 pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5 persen—6 persen.
Baca Juga
"Dengan pertumbuhan sebesar itu, ekonomi Indonesia bisa dikatakan stagnan. Pertumbuhan kredit perbankan diprediksi tumbuh 1 persen pada tahun 2020," ujarnya.
Mantan Gubernur Gorontalo itu menjelaskan bahwa semua sektor ekonomi terkena dampak pandemi termasuk 47 persen UMKM sehingga perlu disokong kelangsungannya dengan stimulan kredit.
Menurutnya, saat ini ada sekitar 60,6 juta UMKM yang telah terhubung ke lembaga pembiayaan formal dan sekitar 23 juta KUMKM (Koperasi UMKM) yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan.
Fadel yang pernah menjadi Ketua Komisi XI DPR itu menilai bahwa hampir semua kegiatan ekonomi dalam keadaan sulit dan tidak likuid. Oleh karena itu, diperlukan keberanian pemerintah untuk mengambil langkah-langkah agar ekonomi menjadi likuid.
"Kami dari Pimpinan MPR meminta kegiatan perbankan dan institusi keuangan mengambil langkah new normal sehingga ekonomi bergulir serta likuid," katanya.