Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Juni 2020 mencapai US$12,03 miliar, naik tipis 2,28 persen secara year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$11,76 miliar.
Sementara itu, secara bulanan, realisasi ekspor pada Juni juga tumbuh 15,09 persen dari posisi Mei 2020 sebesar US$10,45 miliar.
"Ini tren yang sangat menggembirakan dan kami berharap peningkatan ini tidak hanya terjadi pada Juni 2020 tapi juga bulan-bulan ke depan," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui YouTube resmi BPS, Rabu (15/7/2020).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kenaikan ekspor secara tahunan tersebut lebih banyak disumbangkan oleh pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 6,3 persen. Sebaliknya, ekspor migas turun18,52 persen karena ada penurunan ekspor minyak mentah dan gas.
Jika dibandingkan month to month (mtm), dia menjelaskan ada perubahan harga misalnya minyak mentah menjadi US$36,6 per barel, harga minyak sawit tumbuh 13,6 persen, harga karet naik 3,7 persen, dan harga batubara turun 10,55 persen sehingga mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
"Peningkatan ekspor dari Mei -Juni 2020 itu terjadi karena peningkatan impor migas 3,80 persen," tambahnya.