Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia - Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA - CEPA) digadang-gadang mejadi angin segar bagi pemulihan ekonomi dalam negeri dengan prediksi kontribusi hingga 0,23 persen terhadap PDB.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers, Kamis (9/7/2020). Dia mengatakan IA-CEPA memperbaiki kondisi investasi di Indonesia terutama di level pendidikan tinggi.
"Dengan demikian, ada potensi PDB Indonesia naik 0,23 persen atau setara dengan AU$1,65 miliar per tahun," katanya.
Perkembangan ini diharapkan berkontribusi untuk mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, United Nation Conference Trade and Development (UNCTAD) World Investment 2020 memprediksi, investasi global akan turun lebih dari 40 persen pada 2020.
Bahkan, negara berkembang di Asia diprediksi menghadapi kemungkinan penurunan investasi asing langsung (FDI) sebesar 45 persen
Baca Juga
IMF mencatat ada pengeluaran kas dalam dolar AS senilai US$83 muiliar dari negara berkembang sejak dimulainya krisis.
Di tengah upaya penyederhanaan regulasi dan birokrasi, mempromosikan keselamatan investasi di Indonesia menjadi instrumen kunci yang menjawab pemulihan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, Menlu Retno meminta jajaran duta besar RI, konsul jenderal, dan diplomat lainnya agar berupaya keras. "Tidak hanya mempromosikan investasi di Indonesia, tetapi juga memastikan realisasinya," ungkapnya.
Seperti diketahui, perjanjian yang mulai berlaku pada 5 Juli 2020 ini tidak hanya meliputi perjanjian perdagangan pada barang dan jasa dan investasi.
Selain itu, komitmen kerja sama ini termasuk pendidikan vokasi, pendidikan tinggi serta juga sektor kesehatan. IA - CEPA pertama kali ditanda tangani pada Maret 2019 dan diratifikasi dengan diberlakukannya hukum no.1/2020 pada 28 Februari 2020.
Salah satu keuntungan Indonesia dalam kerangka IA-CEPA adalah pengenaan pajak 0 persen terhadap impor Australia. Ekspor di sektor seperti tekstil, otomotif, elektronik, perikanan dan alat komunikasi juga akan diuntungkan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan BKPM telah diberi mandat untuk mengeluarkan lisensi investasi dan insentif.
"Presiden memberikan mandat ketika ada investasi asing mau masuk, BKPM perlu membantu mereka untuk memenuhi lisensi dari standar pemerintah dan pemda untuk mempermudah investor asing," katanya.
Indonesia sedang fokus mengembangkan industri primer ke industri bernilai tambah, terutama di bagian hilir. Realisasi investasi pada kuartal I/2020 mencapai Rp210,7 triliun. Sebanyak Rp98 triliun berasal dari investasi asing langsung dan Rp112,7 triliun (53,53 persen) berasal dari investasi dalam negeri. Target investasi 2020 mencapai Rp886,1 triliun. Namun, pemerintah akan melakukan revisi terhadap target ini dipicu oleh pandemi Covid-19.