Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan berharap stimulus kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dapat segera tersalurkan.
Adapun, fokus pemerintah dalam membantu sektor UMKM setidaknya tertuang dalam tiga program yang didukung OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Pertama, mendorong restrukturisasi pinjaman UMKM senilai Rp317 triliun, dengan jumlah debitur 5,3 juta.
Kedua, subsidi bunga UMKM yang akan mengkover 60,6 juta rekening nasabah dengan total nilai Rp35 triliun.
Terakhir, penjaminan modal kerja UMKM dan pemerintah akan menjamin 80 persen pinjaman modal kerja.
"Target pemerintah untuk menyalurkan penyaluran modal kerja sektor UMKM yang dijamin ini adalah Rp100 triliun sampai dengan tahun 2021 dan Presiden [Joko Widodo] meminta ini supaya segera turun ke bawah, turun kepada yang berhak menerima," ujar Luhut dalam acara Penandatanganan Kerjasama Penjaminan Pinjaman Program Pemulihan Ekonomi Nasional, Selasa (7/7/2020).
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa dalam satu bulan terakhir Pemerintah telah mendorong sekitar 8 juta UMKM untuk melakukan branding online dan dalam beberapa waktu terakhir ini telah bertambah lebih dari 800.000 peserta.
Menurutnya, dengan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia program tersebut sangat bermanfaat dan kini telah berjalan baik karena adanya dukungan dari banyak pihak seperti Kementerian Keuangan dan pihak perbankan baik swasta maupun BUMN atau Himbara.
Sementara itu, sebelumnya Presiden Jokowi meminta kementerian terkait segera merealisasikan stimulus di bidang ekonomi agar dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha kecil dan mikro.
Hal itu ditegaskannya dalam Sidang Kabinet Paripurna, Kamis (18/6/2020). Video rapat internal berisi arahan Presiden Jokowi itu baru diunggah kanal resmi Sekretariat Presiden di Youtube, Minggu (28/6/2020).
"Mereka [usaha kecil, usaha mikro] semuanya menunggu. Jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, enggak ada artinya. Berbahaya sekali kalau perasaan kita enggak ada apa-apa, berbahaya sekali," ujar Presiden.