Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Pipa Gas Pesisir Atlantik Batal Dibangun, Ini Penyebabnya

Proyek yang diumumkan pada 2014 ini mendapat tentangan sengit dari koalisi pemilik tanah, aktivis dan pendukung lingkungan.
Warga Indian Amerika memprotes rencana pembangunan pipa gas Pesisir Atlantic./Istimewa-energynews.us
Warga Indian Amerika memprotes rencana pembangunan pipa gas Pesisir Atlantic./Istimewa-energynews.us

Bisnis.com, RICHMOND — Pengembang proyek Pipa Gas Pesisir Atlantik mengumumkan pada Minggu (5/7/2020) mengumumkan bahwa mereka membatalkan proyek gas alam multinegara bagian karena alasan penundaan dan meningkatnya ketidakpastian biaya.

Meskipun memenangi perkara di Mahkamah Agung Amerika Serikat atas izin kritis pada bulan lalu, Dominion Energy dan Duke Energy mengatakan dalam rilisnya bahwa perkembangan baru-baru ini telah menciptakan berbagai ketidakpastian yang tidak dapat diterima dan penundaan yang diantisipasi" untuk proyek senilai US$8 miliar yang dirancang untuk melintasi Virginia Barat dan Virginia ke Carolina Utara.

“Pengumuman ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian hukum yang menimpa pengembangan energi dan infrastruktur industri skala besar di Amerika Serikat. Sampai masalah ini diselesaikan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energi negara akan menantang secara signifikan," kata CEO Dominion Tom Farrell dan CEO Duke Lynn Good dalam sebuah pernyataan Bersama seperti dikutip dari www.pressherald.com, Senin (6/7/2020).

Proyek yang diumumkan pada 2014 ini mendapat tentangan sengit dari koalisi pemilik tanah, aktivis dan pendukung lingkungan, yang mengatakan proyek itu akan merusak bentang alam murni dan membahayakan satwa liar.

Mereka juga mempertanyakan apakah ada kebutuhan yang cukup untuk gas yang akan dibawa melalui pipa tersebut dan mengatakan bahwa hal itu akan lebih mendorong penggunaan bahan bakar fosil pada saat peralihan ke energi terbarukan menjadi keharusan.

Tantangan hukum yang dibawa oleh kelompok-kelompok lingkungan mendorong penolakan atau penangguhan berbagai izin yang menyebabkan keterlambatan dalam pembangunan. Proyek ini bertahun-tahun terkatung-katung sehingga biayanya membengkak.

Reaksi mengalir dari berbagai pihak yang menentang proyek tersebut. Mereka memuji keputusan pembatalan proyek itu.

"Kekalahannya yang efektif hari ini adalah kemenangan besar bagi lingkungan Virginia, untuk keadilan lingkungan, dan bukti kekuatan aksi akar rumput, ratusan pendukung garis depan yang terdorong, penuh tekad, yang tidak pernah berhenti melawan proyek salah arah ini," kata Michael Town, Direktur Eksekutif Liga Pemilih Konservasi Virginia.

Sementara itu, pendukung proyek mengatakan bahwa proyek pipa tersebut akan menciptakan lapangan kerja, membantu membantu transisi dari batu bara dan menurunkan biaya energi bagi konsumen.

Para pejabat di bidang pembangunan ekonomi mengatakan bahwa ketersediaan gas alam yang lebih besar akan membantu menarik perusahaan-perusahaan manufaktur besar.

Secara terpisah, Dominion, yang berkantor pusat di Richmond, Virginia dan melayani lebih dari 7 juta pelanggan di 20 negara bagian, mengumumkan telah setuju untuk menjual sebagian besar aset transmisi gas dan segmen penyimpanannya kepada afiliasi dari Berkshire Hathaway. Transaksi itu bernilai U$9,7 miliar.

Aset yang terlibat dalam penjualan termasuk lebih dari 7.700 mil penyimpanan gas alam dan jaringan pipa transmisi dan sekitar 900 miliar kaki kubik penyimpanan gas yang saat ini dioperasikan Dominion.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper