Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap, Ini Alasan Erick Thohir Rombak Direksi BUMN Karya

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan persoalan pengelolaan utang menjadi salah satu alasan dirinya merombak jajaran direksi BUMN karya. Sejauh ini, empat BUMN karya dipimpin oleh eks Wijaya Karya.
Menteri BUMN Eric Thohir dalam konferensi pers terkait dengan penunjukkan bank Himbara sebagai bank mitra umum pemerintah di Istana Merdeka, Rabu (24/6/2020)/ Istimewa
Menteri BUMN Eric Thohir dalam konferensi pers terkait dengan penunjukkan bank Himbara sebagai bank mitra umum pemerintah di Istana Merdeka, Rabu (24/6/2020)/ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan faktor pengelolaan utang menjadi salah satu alasan perombakan manajemen BUMN karya. Ada lima BUMN karya yang mengalami perombakan manajemen pada bulan lalu.

Erick mengatakan, BUMN karya mengandalkan utang dari perbankan maupun penerbitan obligasi untuk mengerjakan proyek investasi. Proyek tersebut ada yang merupakan penugasan dari pemerintah maupun ekspansi usaha masing-masing BUMN.

Menurut Erick, proyek tersebut memberikan imbal hasil panjang atau biasa disebut greenfield project. Sementara itu, sumber pendanaan berasal dari kredit perbankan yang jangka waktunya lebih pendek. Tak ayal  hal itu membuat mismatch atau ketidakcocokan tenor dalam pendanaan.

“Inilah kenapa Direksi BUMN Karya kemarin dilakukan penyegaran, karena saya mau memastikan usaha mereka tetap jalan, infrastruktur juga jalan. Tapi source pinjaman harus dibedakan. Kenapa harus Himbara lagi?” ujarnya dalam sesi diskusi daring, Kamis (3/7/2020) malam.

Dalam catatan Bisnis, salah satu BUMN yang menanggung utang adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Sejak 2014, Waskita Karya mendapat penugasan untuk mengakuisisi konsesi jalan tol yang belum selesai. Misal, rua Bogor-Ciawi-Sukabumi, Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Cilincing.

Waskita Karya juga menanggung biaya konstruksi dengan skema turnkey untuk proyek besar seperti jalan tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung dan LRT Palembang. Pembayaran atas jasa konstruksi sampai saat ini bahkan belum sepenuhnya lunas. 

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan Kementerian Perhubungan belum membayar sisa kontrak Rp1,92 triliun untuk proyek LRT Palembang.

“Total utang yang kami miliki Rp89 triliun, sampai tahun depan. Tapi ini ada progres yang belum terhitung, termasuk progres dana talangan tanah, hampir 70 persen pengadaan investasi tol ini didanai pinjaman,” katanya.

Untuk diketahui, Destiawan adalah salah satu figur baru di Waskita Karya. Destiawan ditunjuk sebagai direktur utama di Waskita Karya setelah menempa karier cukup lama di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Selain Waskita Karya, tiga BUMN karya lainnya juga dipimpin eks WIKA, yaitu Entus Asnawi (Dirut Adhi Karya), Budi Harto (Dirut Hutama Karya), dan Novel Arsyad (Dirut PTPP). Erick Thohir juga mengubah jajaran direksi WIKA yang mana bekas Direktur Operasi WIKA Agung Budi Waskito ditunjuk sebagai direktur utama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper