Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Bela Dirut Inalum Orias Petrus Moedak yang Diusir Anggota DPR M. Nasir

Menteri BUMN Erick Thohir meminta Dirut MIND ID Orias Petrus Moedak untuk melakukan benchmarking terhadap perusahaan tambang kelas dunia guna memanjukan industri pertambangan dalam negeri.
Direktur Utama PT Inalum (Persero) / MIND ID, Orias Petrus Moedak./inalum.id
Direktur Utama PT Inalum (Persero) / MIND ID, Orias Petrus Moedak./inalum.id

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mampu memperkuat bisnis perusahaan pertambangan pelat merah setelah serangkaian proses akuisisi terhadap perusahaan asing.

Erick Thohir mengatakan dia menantang Orias untuk tidak hanya berpuas diri setelah proses akuisisi terhadap PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia Tbk. selesai. Menurutnya, akuisisi harus diikuti dengan tiga strategi utama.

“Inilah kemarin, Pak Orias yang lagi populer di berita itu, Salah satunya saya bilang ke Pak Orias, kita ambil Freeport bukan hanya merah putih kita punya 51 persen, justru dengan kita dapat Freeport, kita ada yang namanya tiga hal yang bisa dilakukan,” jelasnya, Kamis (2/7/2020) malam.

Dia menyatakan hal pertama yang harus dilakukan oleh MIND ID atau Holding BUMN Tambang adalah melakukan benchmarking terhadap Freeport. Hal ini meliputi struktur biaya hingga sumber daya manusia.

Kedua, dia juga meminta Orias untuk melakukan benchmarking dari sisi teknologi. Ketiga, dia mengharapkan Orias dapat memimpin MIND ID untuk melakukan benchmarking dari sisi pasar.

“Jadi, saya tidak mau pengambilalihan Freeport itu cuma merah putih saja, tetapi setelah itu, ya sudah. Hal ini yang kita sekarang push baik di Antam, Timah, maupun Bukit Asam,” jelasnya.

Di PT Bukit Asam Tbk., lanjutnya, dia ingin pengembangan gasifikasi batubara terus dijalankan. Tidak hanya menggunakan batu bara untuk memenuhi permintaan pasar di sektor energi listrik, Erick menginginkan batu bara juga dikembangkan hingga menjadi metanol ataupun Dimethyl Ether (DME).

“Cari saja partner yang baik, karena potensi daripada batu bara dari metanol dan DME perlu untuk dipertimbangkan ke depan,” ujarnya.

Sama halnya untuk PT Aneka Tambang Tbk. dia mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam harus ditingkatkan. Pasalnya, perseroan memiliki lebih dari 2.600 insinyur tetapi memiliki lahan tambang yang terbatas.

“Saya percaya pada Dirut Inalum [Orias Petrus Moedak] yang sekarang, apalagi sudah punya Freeport dan Vale, supaya mereka bisa benchmarking selain cut cost juga,” katanya.

Nama Orias menjadi buah bibir setelah aksinya meladeni politikus Partai Demokrat M. Nasir di Komisi VII DPR RI. Dalam pertemuan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) tersebut, Orias meladeni pertanyaan-pertanyaan dari M. Nasir.

Saudara kandung terpidana korupsi M. Nazaruddin tersebut terus menanyai keputusan akuisisi Freeport dengan utang. Dia juga mempertanyakan keputusan perseroan kembali mengeluarkan utang baru sebesar US$2,5 miliar.

Meski Orias sudah menjelaskan bahwa hal itu merupakan investasi jangka panjang dan perseroan yakin mampu membayar utang, M. Nasir tak kunjung puas. Dia tak percaya sistem penerbitan surat utang dapat dilakukan tanpa jaminan kolateral.

Berulang kali Orias menjelaskan bahwa utang itu telah mendapatkan pemeringkatan yang baik dari lembaga internasional. Selain itu, perseroan juga menyatakan punya cadangan kas kuat untuk melunasinya. Di luar itu, investasi dari Freeport juga mulai membuahkan hasil dan membantu pelunasan utang di kemudian hari.

Lagi-lagi, M. Nasir melampiaskan amarahnya. Mendengar Orias yang terus menjawab pertanyaan, dia lantas meminta Orias keluar. Bahkan dia juga mengancam akan melaporkan Orias ke Erick Thohir untuk diganti.

Orias tetap meladeni ancaman itu dengan mengatakan bahwa dia siap keluar apabila diminta oleh pimpinan rapat. Dia juga menegaskan alasan kehadirannya dalam rapat itu hanyalah memenuhi panggilan dari Komisi VII DPR RI.

Ketegangan yang sempat diwarnai dengan aksi gebrak meja oleh M. Nasir itu akhirnya mereda setelah Ketua Komisi VII DPR RI meminta Orias untuk tidak menimpali pernyataan M. Nasir. Selepas Nasir melampiaskan amarahnya, RDP dilanjutkan dengan pembahasan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper