Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai kinerja manufaktur Indonesia pada Juni 2020 serta belum pulihnya daya beli masyarakat, antara lain, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (2/6/2020).
Berikut beberapa ringkasan topik utamanya:
Manufaktur RI Tertinggal. Kendati mulai merangkak naik ke angka 39,1 pada Juni 2020, indeks manufaktur Indonesia masih berada di bawah negara lain di Asia. Selama daya beli belum pulih, upaya untuk menembus level ekspansi bakal tertatih-tatih.
Inflasi Tertahan, Daya Beli Belum Pulih. Daya beli masyarakat yang belum pulih di tengah pandemi Covid-19 menjadi faktor penahan infl asi Indonesia pada Juni 2020. Dampak pembukaan kembali ekonomi terhadap peningkatan konsumsi masih terbatas.
Penerima Insentif Makin Luas. Besarnya dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 memaksa pemerintah untuk mengguyur insentif fi skal lebih banyak. Teranyar, otoritas pajak memperluas cakupan kelompok lapangan usaha penerima insentif melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 44/2020.
Defisit Talenta Vs Banjir Pendanaan. Meski Jakarta diakui sebagai salah satu ekosistem potensial dalam pengembangan startup global, bukan berarti tak ada masalah di Ibu Kota. Terbatasnya talenta digital yang mumpuni masih menjadi problem.
Baca Juga
Tokyo Berambisi Geser Hong Kong Bisnis, JAKARTA — Tokyo berambisi menggeser Hong Kong sebagai pusat keuangan internasional, mencuri kesempatan dari gonjang-ganjing di seputar pengesahan UU keamanan nasional yang kontroversial.
Google Tunda Lagi Pembukaan Kantor. Google lagi-lagi menunda rencana membuka kembali kantornya di Amerika Serikat setelah kasus virus corona melonjak di beberapa negara bagian.