Bisnis.com, JAKARTA — PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) mengimbau agar pemangku kepentingan mendahulukan serapan masker dan alat pelindung diri produksi dalam negeri.
Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) Iwan S. Lukminta mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu konsistensi penetapan keputusan rapat virtual lintas institusi yang menetapkan untuk mengembangkan dan memproduksi APD di dalam negeri.
Pasalnya, Badan Pusat Statistik mencatat volume impor pada kuartal II/2020 melonjak secara signifikan.
"Harapan [kami] setop importasi APD dan pakai produk dalam negeri sesuai dengan perintah dan spirit [semangat] Presiden Joko Widodo," katanya kepada Bisnis, Kamis (2/7/2020).
Pada awal April 2020, telah diadakan rapat virtual lintas institusi yang membahas mengenai ketersediaan masker dan alat pelindung diri (APD) medis di dalam negeri.
Adapun, rapat tersebut dihadiri oleh beberapa pabrikan tekstil dan produk tekstil (TPT), berbagai asosiasi industri TPT, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, produsen, dan perwakilan WHO di Indonesia.
Baca Juga
Iwan menyatakan bahwa dirinya mengikuti rapat tersebut dan melaksanakan keputusan rapat tersebut yakni untuk mengemangkan dan memproduksi APD dengan bahan baku poliester.
Namun, pada saat pengembangan kain tersebut Kemenkes memutuskan untuk mengimpor APD dengan dalih waktu produksi APD lokal yang lama. Pada saat yang bersamaan, SRIL telah merampungkan produksi APD terseut.
"Pada waktu itu sangat kritis. Jadi, kami suplai langsung ke user. Kami langsung [memasarkan] pada instansi atau jaringan yang kami punya sejak dulu seperti ke Kementerian, TNI, Kepolisian, dan langsung ke beberapa rumah sakit besar di Indonesia," ucapnya.
Saat ini, Iwan mengutarakan bahwa pihaknya dapat memproduksi hingga 500.000 unit APD per bulan. Volume tersebut, setara dengan 10 persen—15 persen dari total produksi garmen Sritex per bulan.