Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan sebagian produsen ventilator binaan baru akan memproduksi masal pada awal semester II/2020. Dengan kata lain, target produksi yang dijanjikan pada awal kuartal II/2020 molor sekitar 1-2 bulan dari jadwal yang seharusnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan produksi masal ventilator untuk kasus gawat darurat (emergency) akan dimulai pada pertengahan Juli 2020, sedangkan ventilator untuk ruangan perawatan intensif (ICU) baru dimulai pada akhir Juli 2020. Produksi ventilator lokal diyakini mampu memenuhi permintaan nasional dan global.
"Industri komponen di dalam negeri bisa berkontribusi hingga 80 persen dalam produksi ventilator nasional. Angka ini menunjukkan industri nasional tidak hanya mampu memenuhi permintaan lokal, tapi juga permintaan [ventilator] dunia," katanya dalam Konferensi Pers Virtual di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan akan berhati-hati dalam membuka keran ekspor ventilator di masa depan.
"Kami prioritaskan menolong rakyat Indonesia dulu. Kalau ekspor kami hati-hati. Kami prioritaskan kebutuhan dalam negeri," ucapnya.
Selain Kemenperin, Taufiek menyampaikan Kemenkes juga telah melakukan pendampingan terhadap 36 pengembang inovator dari berbadai perguruan tinggi. Menurutnya, ventilator inovasi hasil pendampingan tersebut akan difasilitasi Kemenperin untuk diproduksi massal.
Baca Juga
Seperti diketahui, keempat perguruan tinggi binaan Kemenperin tersebut antara lain adalah Institus Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dan Universitas Gajah Mada (UGM). Sebelumnya, keempat perguruan tinggi tersebut ditargetkan dapat mulai memproduksi masal ventilatornya masing-masing pada pertengahan Mei 2020.
Secara total, setidaknya ada sekitar 11.650 unit ventilator per bulan yang akan diproduksi atau 388 unit ventilator per hari. Kemenperin berkomitmen akan mendukung alat uji, rantai pasok bahan baku dan mitra industri perguruan tinggi tersebut.