Bisnis.com, JAKARTA - Pemangku kepentingan menilai industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional menjadi kunci percepatan penanganan Covid-19. Pasalnya, kapasitas produksi bahan baku maupun produksi garmen di dalam negeri salah satu yang terbesar di dunia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat setidaknya ada 81 pabrikan TPT yang memproduksi lebih dari 5,4 miliar unit masker dan 88 pabrikan yang memproduksi lebih dari 686 juta unit alat pelindung diri (APD).
"Perkiraan permintaan [masker] nasional hanya 172 juta unit, [sedangkan] permintaan nasional APD 11,3 juta per tahun. [Tingginya kapasitas produksi] ini untuk memenuhi permintaan masker dan APD yang dapat digunakan kembali," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Konferensi Pers Virtual di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/6/2020).
Adapun, Kemenperin membagi prouksi APD menjadi dua jenis, yakni pakaian bedah (surgical gown) dan alat pakaian pelindung medis (coverall). Agus menyatakan sebagian pabrikan pakaian medis nasional sudah lolos pengujian American Association of Textile Chemists and Colorists (AATCC) 72 untuk ketahanan air, AATCC 172 untuk ketahanan warna dari penggunaan pemutih dalam pencucian, dan ISO 16604:2002 untuk penetrasi virus.
Pada hari ini, lanjutnya, enam dari 16 produsen pakaian bedah lokal telah memiliki sertifikasi kualitas untuk memenuhi permintaan global. Kemenperin mendata permintaan pakaian bedah hingga akhir tahun mencapai 3,2 juta unit, sedangkan kapasitas produksi 16 parikan tersebut mencapai 16,4 juta unit hingga akhir 2020.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan saat ini ketersediaan APD dengan kualitas yang baik cukup langka. Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia dapat berkontribusi untuk memenuhi permintaan APD global.
Baca Juga
Wiku berujar hal tersebut didukungnya oleh masuknya PT Indo-Rama Synthetics Tbk. ke dalam 10 besar produsen polyester dunia. Selain itu, lanjutnya, industri TPT nasional berada di peringkat ke-6 sebagai negara produsen tekstil terbesar dunia.
"Kurangnya [jumlah] APD yang berkualitas adalah isu serius yang berkontribusi dalam meninggalnya tenaga medis [Covid-19]. Kami menyadari potensi besar tersebut saat pertama kali berkoordinasi multi-sektoral, termasuk dengan representasi WHO di Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, APD maupun masker medis pada umumnya memiliki bahan baku nonwoven spundbond polypropilene. Wiku berujar pihaknya menemukan bahwa ada bahan baku alternatif yang dapat diolah menjadi APD maupun masker medis, yakni woven polyester.