Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk. mampu meningkatkan kinerja perusahaan sepanjang 2019 dengan meraih pertumbuhan penjualan sebesar 8 persen atau setara Rp1,1 triliun.
Direktur Keuangan Phapros Heru Marsono mengatakan peningkatan penjualan perseroan pada tahun lalu didominasi oleh segmen obat generik berlogo (OGB) yang naik sebesar 8,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp537,48 miliar.
“Kemudian, disusul oleh produk obat resep dokter bermerek atau etikal yang naik sebesar 12 persen atau Rp289,88 miliar, dan produk obat jual bebas atau over the counter [OTC] yang tumbuh sebesar 17 persen atau Rp212,57 miliar,” kata Heru dalam siaran pers, Kamis (25/6/2020).
Dia menambahkan total aset yang dimiliki Phapros tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun bertumbuh dari tahun sebelumnya yang senilai Rp1,87 triliun. Adapun, pertumbuhan tersebut tercatat mencapai 12,2 persen.
Di sisi lain, lanjutnya, total liabilitas emiten berkode saham PEHA ini juga naik 18,51 persen menjadi Rp1,28 triliun dari sebelumnya hanya Rp1,08 triliun. Sementara, ekuitas Phapros mencapai Rp821,61 miliar, atau naik 4,03 persen dari sebelumnya Rp789,8 miliar.
PEHA yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma Tbk ini telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun Buku 2019 di kantornya yang terletak di Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca Juga
Saat ini Phapros memproduksi lebih dari 250 item obat, diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri. Salah satu produk unggulan Phapros yang menjadi pemimpin pasar di kategorinya adalah Antimo.
Phapros telah mendapatkan sertifikasi CPOB sejak tahun 1990 serta sertifikat ISO 9001 pada 1999 (yang telah ditingkatkan menjadi Sertifikat ISO 9001 versi 2008), Sertifikat ISO 14001 pada 2001 (yang telah ditingkatkan menjadi ISO 14001:2004), Sertifikat OHSAS 18001:2007 pada 2010, dan Sertifikat ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Laboratorium Kalibrasi.