Bisnis.com, JAKARTA – Defisit anggaran Inggris membengkak di atas 100 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada bulan Mei, pertama kali sejak akhir tahun fiskal 1963.
Kantor Statistik Nasional Inggris menyatakan total utang pemerintah mencapai 55,2 miliar poundsterling (US$69 miliar) bulan lalu, didorong oleh melonjaknya pengeluaran dan anjlokny apendapatan pajak.
Sejak awal tahun fiskal yang dimulai bulan April 2020, utang pemerintah menggelembung menjadi 103,7 miliar poundsterling, total dua bulan terbesar dalam sejarah.
Lonjakan Biaya
Peningkatan ini mencerminkan efek dari intervensi Menteri Keuangan Rishi Sunak yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membantu menopang perekonomian, dan defisit diperkirakan terus membengkak tahun ini.
Pemerintah saat ini membayar upah untuk hampir 12 juta tenaga kerja dan masih ada rencana lebih banyak stimulus termasuk pengurangan pajak dan proyek-proyek infrastruktur yang direncanakan.
Baca Juga
Data bulan Mei adalah yang tertinggi dalam satu bulan dalam sejarah, setelah utang pemerintah bulan April direvisi turun menjadi 48,5 miliar poundsterling.
Data tersebut menunjukkan pengeluaran pemerintah pusat melonjak hampir 50 persen dalam sebulan dan pendapatan anjlok lebih dari 28 persen. Utang bersih termasuk program Bank of England melonjak menjadi 100,9 persen dari PDB, melonjak 21 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya.
Defisit anggaran pada tahun fiskal saat ini sekarang berada di atas 270 miliar poundsterling, menurut survei terbaru para ekonom sektor swasta yang disusun oleh Departemen Keuangan. Angka tersebut setara dengan sekitar 14 persen dari PDB, tertinggi sejak Perang Dunia II.
Tekanan terhadap PDB juga diperkirakan berlanjut hingga tahun 2021 setelah laporan terpisah dari Institute for Fiscal Studies pada Jumat memperingatkan bahwa pelemahan ekonomi yang berkelanjutkan dapat meningkatkan tingkat utang pemerintah Inggris di masa depan.
Bulan Maret lalu, IFM meprediksi lambatnya pemulihan dapat membuat utang pemerintah melonjak 70 miliar poundsterling pada tahun fiskal 2024-2025, sementara rebound yang lebih cepat bahkan masih dapat meningkatkan utang sebesar 40 miliar poundsterling.
Namun untuk saat ini, biaya penanganan pandemi masih belum dapat diprediksi sehingga Kantor Manajemen Utang DMO) baru mengumumkan rencana penerbitannya proyeksi pada akhir Juli. Total biaya untuk empat bulan pertama tahun fiskal mencapai 225 miliar poundsterling, dan DMO akan merilis proyeksi terbaru pada 29 Juni.