Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan Suku Bunga BI Dinilai Bawa Angin Segar ke Sektor Properti

Penurunan suku bunga acuan BI dinilai sebagai sinyal perbaikan kondisi pemulihan sektor properti secara makro.
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga acuan BI 7-Days Reserve Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Hal ini dinilai membawa angin segar bagi perbaikan di sektor properti.

Direktur Pusat Studi Properti Indonesia Panangian Simanungkalit menyatakan bahwa kebijakan Bank Indonesia (BI) itu dinilai sudah tepat dalam situasi seperti saat ini.

Dengan adanya pemangkasan itu, kata dia, diharapkan turut mendorong terjadinya pemulihan sektor properti di subsektor perumahan dan apartemen yang turut bergejolak karena pandemi Covid-19. Dengan begitu, maka pemulihan pasar diharapkan akan terjadi pada kuartal IV/2020.

"Pemangkasan ini pastinya akan berpengaruh positif pada sektor properti khususnya pada pasar perumahan dan apartemen bagi end user, karena penurunan suku bunga BI adalah dasar bagi bank untuk menurunkan tingkat bunga KPR maupun kredit konstruksi," katanya, Kamis (18/6/2020).

Lagi pula, dia menyatakan bahwa pertumbuhan sektor properti tahun ini dipastikan menurun setidaknya hampir 60 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk itu, pemangkasan tersebut menjadi angin segar di tengah hantaman hebat akibat covid-19. Tahun ini, dia memproyeksikan pertumbuhan sektor properti hanya 2,4 persen.

Namun demikian, dia menyatakan bahwa dampak pemangkasan suku bunga acuan juga tak serta merta akan langsung terasa, akan tetapi perlu waktu transmisi dari penurunan suku bunga acuan BI ke kredit pemilikan rumah dan kredit konstruksi yang disebutnya kurang lebih sekitar 3 bulanan.

"Jadi, penurunan bunga acuan BI adalah sinyal perbaikan kondisi pemulihan sektor properti secara makro," ujarnya.

Adapun dalam merespons pemangkasan suku bunga itu, pengembang disarankan fokus untuk menggarap pasar bagi milenial dengan terus menggenjot pemasaran dan kampanye soal pentingnya untuk membeli rumah saat ini. Dana yang tersimpan karena tertundanya aktivitas traveling bisa dialokasikan untuk membeli rumah.

Pengembang juga disarankan membuat program pemasaran dengan cara pembayaran KPR bertenor panjang 25 tahun hingga 30 tahun supaya menjangkau kantong para milenial. Kemudian, pengembang juga disarankan meluncurkan produk-produk dengan desain minimalis yang simpel, kompak dan mudah dirawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper