Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI) akan menarik lebih banyak industriwan yang mau melakukan relokasi ke dalam nageri.
Asosiasi menilai langkah tersebut penting lantaran pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I/2020 tumbuh negatif.
Sekretaris Jenderal HIMKI Abdul Sobur mengatakan proses relokasi pabrikan furnitur dari China ke dalam negeri masih berlangsung.
Menurutnya, penyelesaian proses relokasi tersebut merupakan cara yang paling cepat agar industri furnitur nasional pulih.
"[Pelaku] industri mebel telah kami arahkan untuk melanjutkan proses investasi di Jawa Tengah, setelah itu di Jawa Barat. [Kami] juga akan mernaik investasi ke Batam," katanya kepada Bisnis, Selasa (16/6/2020).
Sobur berujar saat ini utilitas industri furnitur telah jatuh ke kisaran 20-30 persen. Dengan demikian, lanjutnya, target nilai produksi pada akhir 2020 tidak dapat dicapai.
Baca Juga
Seperti diketahui, target nilai produksi mebel pada akhir tahun ini mencapai US$2 miliar, sedangkan nilai produksi kerajinan sekitar US$900 juta.
Sobur menilai target tersebut tidak dapat dicapai karena seluruh negara tujuan ekspor pabrikan saat ini masing melakukan protokol penguncian (lockdown).
"Ekspor itu sumber order utama anggota kami, lebih 85 persen [anggota berorientasi ekspor]," ucapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor furnitur dan bagiannya pada Januari-April 2020 terkontraksi 1,9 persen dari US$507,51 pada periode yang sama tahun lalu menjadi US$497,82 juta. Adapuin, nilai ekspor furnitur pada tahun lalu mencapai US$1,5 miliar.
Selain peningkatan investasi asing, Sobur menyatakan pabrikan furnitur telah melakukan efisiensi produksi secara signifikan untuk bisa bertahan pada masa pandemi.
Adapun, lanjutnya, beberapa hal yang telah dilakukan adalah efisiensi tenaga kerja, biaya marketing dan promosi, mengurangi pemakaian energi, dan biaya lain yang dapat dikurangi.