Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lebih Buruk dari Ramalan OECD, Ekonomi Jerman Bisa Terkontraksi Hampir 10 Persen

Menurut salah satu lembaga penelitian terkemuka yang berbasis Berlin, DIW, produk domestik bruto (PDB) Jerman kemungkinan akan terkontraksi 9,4 persen pada 2020.
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Jerman diprediksi akan terkontraksi hampir 10 persen tahun ini akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).

Menurut salah satu lembaga penelitian terkemuka yang berbasis Berlin, DIW, produk domestik bruto (PDB) Jerman kemungkinan akan terkontraksi 9,4 persen pada 2020.

Proyeksi tersebut lebih buruk dari proyeksi bank sentral Bundesbank dan OECD yang masing-masing memperkirakan kontraksi sebesar 7,1 persen dan 6,6 persen untuk tahun ini.

Pertumbuhan negara berekonomi terbesar di Eropa itu kemudian akan pulih secara bertahap dan berekspansi 3 persen pada 2021, demikian prediksi DIW yang dirilis Kamis (11/6/2020).

“Kemerosotan dalam ekonomi Jerman tahun ini akan secara signifikan lebih buruk ketimbang masa krisis keuangan sekitar 10 tahun yang lalu,” tutur Presiden DIW Marcel Fratzscher dalam sebuah pernyataan.

“Fakta bahwa banyak perusahaan bergantung pada ekspor membuat ekonomi Jerman sangat rentan pada masa-masa krisis,” tambahnya, dikutip dari Bloomberg.

DIW lebih lanjut memaparkan bahwa paket stimulus pemerintah yang disepakati pekan lalu akan memberi sedikit dukungan jika diimplementasikan secara penuh, sehingga dapat membatasi kontraksi tahun ini menjadi 8,1 persen dan mendorong pertumbuhan pada 2021 menjadi 4,3 persen.

Sementara itu, Ekonom DIW, Geraldine Dany-Knedlik, mengatakan dampak global dari pandemi Covid-19 pada konsumen dan perusahaan kemungkinan akan secara signifikan mengurangi pengeluaran rumah tangga dan investasi hingga tahun depan.

"Karena itu, ekonomi dunia hanya akan pulih secara perlahan. Pukulan terhadap manufaktur dan jasa sepertinya tidak akan sepenuhnya dikompensasi untuk tahun depan,” ujar Dany-Knedlik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper