Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Federal Reserve Amerika Serikat akan terus memompa stimulus ke dalam ekonomi AS hingga pasar tenaga kerja telah pulih dari tekanan pandemi virus Corona (Covid-19).
Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran level nol persen dan menegaskan komitmen para pembuat kebijakan menggunakan seluruh instrumen untuk memulihkan perekonomian dari pandemi Covid-19.
“Kami bahkan tidak berpikir untuk menaikkan suku bunga. Kami berkomitmen kuat untuk menggunakan instrumen kami untuk melakukan apapun yang kami bisa selama itu diperlukan,” tutur Powell dalam video konferensi pers.
Dalam pertemuan kebijakan moneter (FOMC meeting) yang berakhir Rabu (10/6/2020) waktu setempat atau Kamis (11/6/2020) dini hari WIB, The Fed memutuskan untuk mempertahankan kisaran target bunga acuan saat ini di level 0 - 0,25 persen.
Selain itu, para pembuat kebijakan memproyeksi akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran level nol persen hingga tahun 2022.
“The Fed jelas sangat sensitif terhadap fakta bahwa periode Great Depression [pada tahun 1930an] diperburuk dengan tidak mengambil tindakan, dan mereka tidak ingin membuat kesalahan itu lagi,” ujar Kepala Ekonom di Amherst Pierpont Securities Stephen Stanley.
Baca Juga
“The Fed, setidaknya saat ini, ingin meyakinkan semua pihak bahwa hal itu akan mudah dilakukan,” tambah Stanley, dilansir dari Bloomberg.
Komite The Fed juga mengatakan akan meningkatkan kepemilikan obligasi US Treasury dan mortgage-backed securities (MBS) "setidaknya dengan laju saat ini" guna mempertahankan kelancaran fungsi pasar.
Pernyataan terkait dari The Fed wilayah New York menetapkan bahwa laju peningkatan neraca akan dipertahankan sekitar US$80 miliar per bulan untuk pembelian obligasi dan sekitar US$40 miliar untuk MBS.
“Melancarkan tindakan pada MBS dan obligasi Treasury menggarisbawahi keyakinan mereka bahwa dibutuhkan lebih banyak dukungan,” terang Kepala Ekonom Grant Grantton Diane Swonk.
“The Fed tidak melihat kemenangan dalam rebound pekerjaan. Risiko deflasi masih tinggi dan ekonomi membutuhkan lebih banyak dukungan untuk pulih secara lebih penuh,” tambah Swonk.
Ketika disinggung soal risiko kebijakan moneter yang mudah memicu gelembung aset, Powell mengesampingkan hal ini dengan menekankan bahwa The Fed berkonsentrasi pada memulihkan kondisi lapangan kerja dan harga yang stabil.
“Kami benar-benar fokus pada tujuan ekonomi riil kami dan kami sama sekali tidak fokus pada menggerakkan harga aset ke arah tertentu,” jawab Powell dalam konferensi pers.