Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk New Normal, Operasional Hulu Migas Siap Tancap Gas

Persiapan dan pelaksanaan operasional new normal dengan tetap menaati protokol kesehatan yang ada dan berlaku di daerah operasi migas.
Fasilitas CPP milik Saka Energy. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas CPP milik Saka Energy. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki masa tatanan normal baru atau new normal diharapkan bisa membuat kegiatan operasional di hulu minyak dan gas bumi lebih tancap gas.

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan bahwa dengan penerapan masa new normal diharapkan kegiatan operasional hulu migas jadi lebih produktif.

"[Karena] Mobilisasi orang dan barang tidak terganggu," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/6/2020).

SKK Migas, kata Julius, telah mengirimkan surat edaran untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terkait dengan persiapan dan pelaksanaan operasional new normal.

Dia mengungkapkan, persiapan dan pelaksanaan operasional new normal dengan tetap menaati protokol kesehatan yang ada dan berlaku di daerah operasi migas.

"Tidak ada arahan khusus, yang penting sesuai dengan protokol yang ada. Sedang kita usahakan kalau bisa karantina sebelum crew change satu minggu saja daripada 2 minggu," jelasnya.

Adapun, SKK Migas mencatat 8 dampak pandemi Covid-19 terhadap kegiatan hulu migas di dalam negeri.

Pertama, pandemi tersebut membuat transportasi material lebih lama, khususnya pengiriman material dari luar negeri. Kedua, membuat inspeksi kinerja peralatan atau fasilitas lebih lama karena work from home.

Ketiga, mobilisasi pekerja ke lokasi menjadi lebih sulit karena perizinan dan waktu karantina, serta potensi overstay yang berisiko pada keselamatan pekerja. Keempat, persetujuan pengurusan perizinan dapat memakan waktu lebih lama.

Kelima, kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek menjadi tertunda atau lebih lama. Keenam, keterbatasan jumlah perseonel yang diperbolehkan berada di lokasi proyek, khususnya untuk proyek offshore.

Ketujuh, produktivitas tenaga kerja menjadi menurun. Kedelapan, produktivitas engineering dan konstruksi menjadi lebih rendah karena work from home.

Sebelumnya, SKK Migas berupaya dengan berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk meminta pengecualian mobilisasi barang dan personel selama masa pandemi Covid-19 untuk industri hulumigas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper