Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menyatakan akan lebih agresif untuk menarik investasi ke industri padat karya.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves Purbaya Yudhi Sadewa menilai reputasi Indonesia sebagai negara tujuan investasi di mata investor global tidak begitu bagus. Purbaya berujar Indonesia tidak masuk dalam lima negara tujuan relokasi industri padat karya asal China.
"Dalam waktu dekat, [kami] akan ke Taiwan, Korea Selatan, China dan beberapa negara untuk mengundang investor yang ingin merelokasi pabriknya ke negara lain. Kita bersaing dengan negara di Asia Tenggara," katanya dalam konferensi pers jarak jauh, Selasa (9/6/2020).
Purbaya menyatakan salah satu langkah agresif yang akan dilakukan adalah seperti penarikan investasi dari Pegatron Corporation ke dalam Negeri. Seperti diketahui, PT Pegatron Technology Indonesia resmi berdiri pada akhir kuartal III/2019.
Adapun, nilai investasi pendirian pabrik tersebut mencapai Rp560 miliar dan menyerap tenaga kerja sekitar 1.000 orang. Purbaya menyatakan penarikan investasi tersebut berhasil karena mengakomodasi permintaan pabrikan asal Taiwan tersebut secara langusng.
Purbaya berujar direksi Pegatron memberikan lima permintaan salah satunya adalah pemberian Tax Holiday pada saat ditemui di Taipei, Taiwan. Setelah menyampaikan permintaan tersebut, Purbaya menyatakan dirinya berjanji akan memenuhi seluruh permintaan tersebut.
"Tidak sampai seminggu, dia [Direksi Pegatron Corp.] memutuskan untuk pindah ke Indonesia. Jadi, ke depan [kami] akan lebih agresif untuk menarik investasi dengan cara seperti itu. Tidak hanya dengan [cara] ini, tapu semua investor bisa comfortable untuk investasi di Indonesia," ucapnya.
Cara lain yang dimaksuyd Purbaya adalah mengakomodasi pengurusan perizinan di dalam negeri. Menurutnya, hal tersebut berhasil membuat Hyundai Motor Company mendirikan pabrik mobil elektrik senilai US$1,5 miliar.
ak lama seminggu, dia memutuskan untk pindah ke indoniesai, jadi ke depan akan lebih agresif utnuk emnarik investasi dengan cara seperti itu jadi tidak hanya dengan ini tapi semau investor bisa comfortable unutk investasi di indoenisa
"Kami akan lebih agresif mengundang dan mengawal investasi," ujarnya.
Di sisi lain, Purbaya menyatakan pandemi Covid-19 membuat usaha pemerintah dalam melakukan perepatan kebijakan ekonomi terhendat. Adapun, menurutnya, beberapa penghambat investasi di dalam negeri di antaranya ketidakjelasan peraturan, permainan penguasa daerah dan tidak adanya pengawalan investasi.