Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak mayoritas penerima manfaat Kartu Prakerja memanfaatkan insentif tunai dari Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini tampak dari survei yang dilakukan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terhadap 12.000 responden penerima manfaat Kartu Prakerja dan dipersempit hingga 4.700 responden.
Dari total responden tersebut, sebanyak 4.105 peserta atau responden memanfaatkan insentif tunai di luar insentif pelatihan Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sementara itu, sebanyak 1.228 responden memanfaatkan insentif tersebut untuk modal usaha dan 1.101 responden mengunakan uang ini untuk membiayai upaya mencari kerja.
Sebanyak 905 responden memilih menabungkan uang tersebut dan 611 mengunakannya untuk membayar utang. Hanya 67 responden yang memakai uang ini untuk memberi pinjaman.
Survei TNP2K menyebutkan sebanyak mayoritas penerima manfaat Kartu Prakerja tidak memiliki pekerjaan.
Baca Juga
Ekonom TNP2K Elan Satriawan mengatakan 80,8 persen penerima manfaat Kartu Prakerja tidak memiliki pekerjaan atau menganggur saat melakukan pelatihan.
"80,8 persen peserta tercatat menganggu saat melakukan pelatihan Kartu Prakerja. Apa yang kita lihat dari dominasi penganggur yang menerima manfaat artinya tepat sasaran. Sebagian melaporkan mereka terpengaruh pandemi Covid-19, yaitu di-PHK atau dirumahkan," katanya katanya saat diskusi virtual dengan tema 'Survey Penerima Manfaat Kartu Prakerja', Senin (8/6/2020).
Dalam survei tersebut, terungkap sebanyak 66,5 persen perserta merupakan laki-laku dan 33,5 persen berjenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari komposisi usia, 88 persen perserta berusia di bawah 35 tahun dengan 47,7 persen di antaranya berusia 18-25 tahun.
Sementara itu, 60 persen peserta Kartu Prakerja berpendidikan terakhir SMA-SMK, 25,27 lulusan S1, dan 5 persen tingkat pendidikan lainnya.