Bisnis.com, JAKARTA - Hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 berpotensi menurunkan produk domestik bruto (PDP) riil.
Salah satu penyebabnya adalah ekspor sejumlah komoditas unggulan seperti CPO, kelapa, kopi, teh, dan kakao mengalami penurunan karena permintaan yang juga menurun.
Namun, dengan adanya stimulus yang tepat seperti bantuan sosial dan peningkatan produktivitas di sektor pertanian, manufaktur, dan jasa.
Peneliti IPB Widyastutik mengatakan bahwa keberadaan bantuan sosial mendorong peningkatan konsumsi riil rumah tangga, sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan pangan.
"Ada indikasi rumah tangga lebih memilih memenuhi kebutuhan pangannya seperti pariwisata atau yang lainnya,"katanya dalam webinar IPB Strategic Talks Covid-19 Series pada Jumat (5/6/2020).
Lebih lanjut, hasil penelitian yang menggunakan metode analisis Computable General Equilibrium (CGE) menunjukkan bahwa penurunan produksi di sektor riil cenderung berbanding lurus dengan penurunan lapangan kerja.
Kendati demikian, di tengah pandemic Covid-19 industri sabun dan bahan pembersih, telekomunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, dan jasa kurir mengalami peningkatan.
Kemudian, produksi buah dan sayur juga meningkat karena permintaan yang besar dari masyarakat untuk menaikkan imunitas, walaupun produksi pangan yang lain mengalami penurunan.
Intervensi kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah adalah peningkatan akurasi data stok yang meliputi produksi, cadangan pangan, dan impor.
Selanjutnya, prioritas kebijakan transportasi dan distribusi harus dilakukan. Tujuannya adalah untuk menjaga kelancaran pengiriman bahan pangan dan bahan baku lainnya.
Peningkatan produksi pangan baik produk segar maupun produk olahan atau frozen food dinilai akan mengurangi risiko kekurangan ketersediaan pangan.
"UMKM di bidang frozen food pun harus didampingi agar kualitas produknya terjamin selain relaksasi kredit, pemasaran dan yang lainnya," ujar Widyastutik.
Rekomendasi kebijakan lainnya adalah pola kemitraan antara pemerintah dan swaata untyk meningkatkan produksi pertanian, stimulus berupa soft loan, relaksasi perizinan, optimalisasi kartu prakerja, hingga jaring pengaman sosial dan pengalihan peruntukan dana desa untuk peningkatan program padat karya.
Rektor IPB Arif Satria mengatakan bahwa pandemi Covid-19 yang menyebabkan deglobalisasi bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk menciptakan kemandirian pangan.
"Fenomena deglobalisasi yang kemungkinan akan terjadi bahwa negara-negara juga menahan stok pangan jadi kesempatan bagi kita untuk menciptakan kemandirian pangan," katanya.