Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nusa Dua Bali Jadi Percontohan Wisata New Normal

Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif. Hal itu dinilai memudahkan dilakukannya proses pengawasan dan pemantauan terhadap aktivitas wisata baru tersbut.
Peserta delegasi mengabadikan gambar temannya dengan latar belakang dekorasi Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, di kawasan Nusa Dua, Bali, (8/10/2018)./ANTARA-Veri Sanovri
Peserta delegasi mengabadikan gambar temannya dengan latar belakang dekorasi Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018, di kawasan Nusa Dua, Bali, (8/10/2018)./ANTARA-Veri Sanovri

Bisnis.com, JAKARTA – Kawasan Nusa Dua, Bali bakal menjadi lokasi dan proyek percontohan untuk menerapkan skema kenormalan baru (new normal) untuk pariwisata.

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, Kawasan Nusa Dua dipilih karena lokasinya yang strategis dan merupakan area eksklusif.

Hal itu dinilai memudahkan dilakukannya proses pengawasan. Selain itu di Nusa Dua juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung mulai dari akomodasi, amenitas, bahkan rumah sakit berskala internasional.

"Namun kami tekankan bahwa pembukaan destinasi bergantung atas keputusan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan pemerintah daerah. Karena setiap destinasi tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda," kata Nia Niscaya seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat (5/6/2020).

Nia menambahkan, sejak awal pemerintah berkomitmen dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi dampak Covid-19 terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Langkah-langkah tersebut termasuk penyiapan protokol tatanan kenormalan baru pariwisata dan ekonomi kreatif dengan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) yang melibatkan industri.

"Sebelum membuka destinasi kita perlu membangun rasa percaya diri agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Dan di sini langkah-langkahnya," kata Nia Niscaya.

Dalam program tersebut Kemenparekraf membagi dalam dua tahapan yaitu Gaining Confidence dan Appealing

Gaining Confidence dimulai dari penyiapan protokol CHS yang nantinya akan dikemas melalui video tutorial yang menarik dan buku panduan yang mudah dimengerti bagi pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, restoran, pusat perbelanjaan, destinasi wisata, dan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan training, simulasi, publikasi, dan kampanye serta aplikasi penerapan CHS.

Sementara dalam tahapan Appealing, Kemenparekraf akan menjalankan sejumlah program seperti Mega Famtrip dengan melibatkan key opinion leader (KOL), media serta travel agent and tour operator (TA/TO).  Selain itu juga membuat promosi bersama dengan membuat paket tur bersama maskapai penerbangan dan TA/TO. Kemudian juga menyiapkan penyelenggaraan kegiatan MICE dalam skala kecil.

"Indonesia, seperti banyak negara, saat ini kita tengah fokus pada penyiapan new normal sebagai persiapan menyambut kembali turis. CHS itulah yang kita siapkan. Kami optimistis bisa menyambut wisatawan dengan pengalaman yang baru dan menarik," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper