Bisnis.com, JAKARTA - Meskipun terdampak oleh wabah corona, volume angkutan kargo laut tertolong oleh aktivitas Lebaran 2020, sehingga volume pengiriman tidak menurun tajam. Sementara itu, pada kuartal II/2020, volume kargo diprediksi lebih stabil.
Ketua DPP Indonesia National Shipowners Association (INSA) atau Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Carmelita Hartoto mengatakan industri transportasi, salah satunya transportasi laut merupakan industri yang paling terpukul akibat Pandemi Covid-19 ini.
Dampaknya dirasakan merata pada seluruh sektor transportasi laut, termasuk angkutan cargo dan kontainer dengan penurunan volume muatan seiring dengan penurunan di beberapa daerah.
"Meski begitu, penurunannya tidak signifikan, karena ada momentum peningkatan pengiriman jelang Lebaran yang terjadi sejak dua pekan sebelumnya," paparnya kepada Bisnis, Rabu (3/6/2020).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) volume angkutan kargo laut pada kuartal I/2020 meningkat 3,23 persen dibandingkan 2019, tetapi secara bulan ke bulan pada April terjadi penurunan volume 2,31 persen, dari 25,49 juta ton pada Maret 2020 menjadi 24,91 juta ton.
Ke depan, jelas Memei, kebutuhan sandang pangan akan mulai berjalan kembali. Dia memprediksi pada kuartal II/2020 mungkin akan lebih baik dari kuartal I/2020 ini.
Baca Juga
Pasalnya, ekonomi dipercaya akan lebih baik dan masyarakat sudah tidak sabar akan berkarya lagi. Namun, yang menjadi perhatian kami adalah komitmen untuk menjalankan proses pendistribusian barang melalui transportasi laut dengan menjalankan protokol-protokol new normal.
"Kami tahu bahwa perekonomian terdampak kondisi ini, tapi perhatian terhadap virus yang mematikan ini membuat kami harus sadar diri bahwa yang diutamakan keselamatan, sebab jika kita hanya memikirkan ekonomi berjalan, tanpa mengindahkan protokol-protokol kesehatan, maka kita akan hadapi penaikan kurva terjangkitnya Covid-19," paparnya.