Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07 persen secara month to month.
Inflasi Mei 2020 ini lebih rendah dari inflasi April yang sebesar 0,08 persen. Inflasi tahun kalender per Mei 2020 sebesar 0,90 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,19 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia, Indonesia masih mencatatkan inflasi meskipun mengalami perlambatan. Negara tetangga, seperti Filipina, Singapura, Vietnam, dan China mengalami deflasi pada Mei 2020.
"Filipina deflasi 0,01 persen, Singapura -0,01 persen, Vietnam deflasi -1,5 persen, dan China deflasi -0,9 persen," katanya Selasa (2/6/2020).
Menurut Suhariyanto, tren perlambatan inflasi dan mengarah ke deflasi sedang dihadapi semua negara. Hal ini pun menjadi pekerjaan rumah agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
"Dan diharapkan Covid-19 segera berlalu," katanya.
Sementara itu, Suhariyanto menyebutkan inflasi pada Mei 2020 sangat jauh dibandingkan dengan inflasi pada saat Idulfitri tahun lalu, yang Juni 2019 sebesar 0,55 persen.
Dia menyatakan pola inflasi selama Ramadan dan Idulfitri tahun ini sangat tidak biasa dan berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya karena pandemi virus corona (Covid-19).
Biasanya, permintaan saat bulan puasa dan Lebaran naik tinggi, tetapi tidak terjadi pada tahun ini. "Inflasi tahunan 2,19 persen, sedangkan inflasi saat Idulfitri tahun lalu sebesar 3,28 persen," ujarnya.
Inflasi Mei terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran, terutama kelompok transportasi sebesar 0,87 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen.
Adapun, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,32 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen.