Bisnis.com, JAKARTA— Memburuknya kontraksis ekonomi Singapura mendorong pemangkasan prospek ekonomi dari kontraksi 1 hingga 4 persen menjadi 4 hingga 7 persen.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura merevisi proyeksi sebelumnya yang memperkirakan kontraksi 1-4 persen karena prospek permintaan eksternal memburuk.
"Ada ketidakpastian yang signifikan mengenai lama dan besar dampak wabah Covid-19, serta lintasan pemulihan ekonomi, baik di ekonomi global dan Singapura," ungkap kementerian, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (26/5/2020).
Sebagai salah satu ekonomi paling terbuka di dunia, Singapura sangat tertekan oleh anjloknya perdagangan global dan perjalanan di tengah wabah virus corona. Memburuknya prospek ekonomi mendorong pemerintah untuk merilis paket penyelamatan ekonomi.
Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat akan mengungkap paket stimulus keempat di Parlemen pada Selasa malam untuk lebih jauh melawan dampak wabah terhadap perkeonomian. Singapura akan mulai melonggarkan kebijakan pergerakan penduduk mulai Juni mendatang dan akan digantikan oleh sistem pembukaan perekonomian yang terdiri dari tiga fase.
Negara ini telah mengalami lonjakan kasus virus di antara pekerja migran, sementara jumlah kasus harian di antara penduduk setempat hanya menongkat satu digit setiap hari sepanjang bulan lalu.
Sekretaris tetap Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Gabriel Lim mengatakan pembatasan pergerakan telah memperburuk aktivitas perekonomian dalam negeri.
"Bagaimana kinerja Singapura di paruh kedua tahun 2020 akan tergantung pada kemampuan negara untuk menahan wabah di dalam negeri setelah kita keluar dari periode pembatasan," katanya dalam briefing online kepada wartawan.
"Pencabutan pembatasan dilakukan sangat lambat, yang kemungkinan berarti pemulihan ekonomi tidak akan terjadi hingga kuartal keempat," kata Frances Cheung, kepala analis makroekonmi Asia di Westpac Banking Corp.
MTI juga menerbitkan estimasi akhir untuk kuartal I/2020, yang menunjukkan produk domestik bruto turun 4,7 persen dibanding kuartal sebelumnya. Angka ini jauh lebih baik dibanding proyeksi penurunan sebelumnya yang mencapai 10,6 persen. Hal ini terutama dipicu oleh pertumbuhan manufaktur farmasi, yang membantu mengimbangi penurunan dalam produksi elektronik.