Bisnis.com, JAKARTA - Turunnya defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tidak diimbangi oleh neraca transaksi modal dan finansial yang positif.
Akibatnya, neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2020 tercatat mengalami defisit hingga US$8,54 miliar, berbanding terbalik dengan kuartal IV/2019 yang surplus sebesar US$4,27 miliar.
Lebih lanjut, turunnya NPI ini turut menekan posisi cadangan devisa pada Maret 2020 menjadi sebesar US$121 miliar, setara dengan pembiayaan 7 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah.
Pada kuartal I/2020, neraca transaksi modal dan finansial justru juga mengalami defisit hingga US$2,93 miliar. Padahal, pada kuartal IV/2019 tahun lalu neraca transaksi modal dan finansial mampu mencatatkan surplus US$12,61 miliar.
Tekanan pada neraca transaksi modal dan finansial muncul terutama karena komponen neraca investasi portfolio mencatatkan angka negatif US$5,8 miliar, berbanding terbalik dibandingkan kuartal IV tahun lalu yang surplus US$7,1 miliar.
Defisit besar pada neraca ini disebabkan oleh masihnya capital outflow pada penghujung kuartal I/2020 akibat kepanikan pasar keuangan global gara-gara pandemi Covid-19.
Menariknya, neraca investasi langsung masih mampu mencatatkan surplus sebesar US$3,53 miliar, lebih baik dibandingkan kuartal IV/2019 yang mencatatkan surplus US$3,16 miliar.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan positifnya neraca investasi langsung menandakan bahwa investor masih optimis terhadap outlook perekonomian Indonesia ke depan.