Bisnis.com, JAKARTA – Banyak jenis usaha terdampak akibat pandemi Covid-19, termasuk usaha layanan coworking space. Di tengah pandemi, banyak ruang kerja fleksibel yang terpaksa tutup dan kehilangan banyak kliennya.
Hal itu disebutkan Senior Director Leads Property Darsono Tan, bahwa saat ini coworking space termasuk menjadi salah satu properti yang mengalami masa sulit. Pasalnya, karena fleksibilitasnya terkait lama waktu sewa, banyak perusahaan yang justru menarik diri.
“Banyak penyewa di coworking yang merupakan perusahaan rintisan dan sangat terkena dampak dari Covid-19 ini. Akibatnya banyak dari penyewa di coworking yang tidak bisa membayar sewa dan menghentikan masa sewanya,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Selasa (19/5/2020).
Hal ini akan berpengaruh juga pada pendapatan dari operator coworking space, yang berimbas pada ketidakmampuan untuk membayar sewa atau cicilan kepada pengembang atau landlord.
Namun, potensi ke depan untuk coworking space masih hijau. Pasalnya, coworking space bisa menjadi pilihan awal bagi perusahaan, terutama perusahaan rintisan untuk bangkit kembali setelah masa pandemi.
“Jadi tetap ada peluang buat perusahaan yang masih mau melakukan efisiensi atau hemat biaya, terutama yang karyawannya masih di bawah 10 orang, mereka lebih baik sewa coworking,” imbuhnya.
Baca Juga
Sewa coworking space bisa jadi batu loncatan sebelum berpindah ke ruang kantor yang lebih besar ketika suadh mampu berkembang lebih lanjut.
Senada, Director of ERA Indonesia Aan Andriani mengatakan bahwa dengan adanya kebiasaan baru melakukan pembatasan sosial, ada potensi kebutuhan ruang kantor yang lebih luas.
“Kantor-kantor yang sudah dan establish besar akan perlu ruangan lebih luas kalau mau menampung seluruh karyawannya kembali. Sementara itu, kalau memang ingin efisiensi, kantor tetap akan pakai ruangan dengan luasan yang sama, tapi pekerjanya tetap digilir seperti ketika WFH pertama kali,” ungkapnya.