Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan telah menyusun beberapa simulasi bisnis sebagai dasar untuk meminta bantuan keuangan kepada pemerintah akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama KAI Didiek Hartyanto mengatakan telah menyusun stress test dengan tiga skenario. Namun demikian, skenario tersebut sangat tergantung pada efektivitas penganangan Covid-19 oleh pemerintah.
"Cashflow hingga pertengahan Maret masih normal, tapi dampak [Covid-19] sampai akhir Maret luar biasa [dalam]. Maret arus kas negatif Rp680 miliar, April ini lebih besar lagi atau mencapai Rp750 miliar. Ini harus kami efisiensikan," katanya saat mengunjungi kantor redaksi Bisnis Indonesia, Senin (18/5/2020).
Didiek menyampaikan pihaknya telah menyiapkan tiga skenario berdasarkan waktu penyelesaian penanganan Covid-19. Pertama, skenario optimistis jika Covid-19 berhasil ditangani pada Juni 2020.
Kedua, skenario optimistis jika Covid-19 bariu dapat ditangani hingga Agustus 2020. Terakhir, skenario negatif jika Covid-19 terus berlangsung hingga Desember 2020.
Pihaknya telah menyesuaikan setiap protokol yang ada dalam masing-masing skrenario. Contohnya, pengurangan jadwal kereta dari enam perjalanan per hari pada awal pandemi Covid-19 menjadi tiga perjalanan pada saat ini.
Baca Juga
Dari sisi keuangan, Didiek menugaskan Direktur Keuangan KAI untuk memerinci arus bulanan menjadi arus kas harian. Hal tersebut dilakukan agar bisa melihat secara efisien sumber pendarahan arus kas di sektor biaya tetap dan mengatasinya secara presisi.
Alhasil, perseroan akan menggunakan dua skenario untuk meringankan beban arus kas, yakni menunda pembayaran, memotong pengeluaran yang bisa dipotong, dan pinjaman perbankan.
Didiek menjelaskan penundaan pembayaran akan digunakan pada biaya tetap yang tidak bisa dipotong penggunaanya seperti perwatan infrastruktur dan sarana dan prasarana. Kegiatan tersebut penting dalam mendukung kegiatan usaha perseroan saat ini.
Dalam kasus tersebut, ujarnya, PT KAI meminta penundaan pembayaran selama 3 bulan lantaran pihaknya menilai tidak akan ada penumpang selama 3 bulan mendatang. Sementara itu, pinjaman perbankan akan digunakan jika skenario pseimistis terjadi.
Didiek menyatakan PT KAI masih memiliki pagu kredit modal kerja (KMK) sekitar Rp5 miliar. Pada kondisi normal, perseroan hanya menggunakan fasilitas KMK sebesar Rp1,5 triliun.
Didiek mengemukakan pihaknya telah berdiskusi dengan Kementerian Keuganan terkait stress test yang disiapkan. Setelah melalui pertimbangan, Didiek mengatakan pemerintah akan memberikan dana talangan senilai Rp3,5 triliun yang merupakan bagian dari Rp8,5 triliun bantuan pemerintah yang juga akan membantu PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.