Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Covid-19, Pendapatan KAI Merosot Sejak Maret

PT Kereta Api Indonesia menyatakan pendapatan perseroan mulai berkurang sejak pertengahan Maret 2020 seiring dengan penurunan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia berkunjung ke Bisnis Indonesia, Senin (18/5/2020) .JIBI/Bisnis-Dedi Gunawan
Jajaran direksi PT Kereta Api Indonesia berkunjung ke Bisnis Indonesia, Senin (18/5/2020) .JIBI/Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan pendapatan perseroan mulai berkurang sejak pertengahan Maret 2020 seiring dengan penurunan mobilitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mendata pendapatan angkutan penumpang pada April 2020 adalah sekitar Rp29 miliar, sedangkan pendapatan angkutan penumpang pada Januari 2020 mencapai Rp39 miliar. Di sisi lain, pendapatan dari angkutan barang relatif stabil bahkan setelah wabah Covid-19 merebak. 

"Dalam kondisi sekarang penumpangnya drop sekali, tetapi [angkutan] barangnya tidak terlalu. Skenario awal [total pendapatan] turun ke Rp7,2 triliun, tetapi kembali turun ke sekitar Rp6,6 triliun-Rp6,8 triliun karena permintaan listrik PLN [rendah pada masa pandemi]," katanya saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, Senin (18/5/2020).

Didiek melanjutkan pendapatan perseroan selama Januari-April 2020 mencapai Rp4,2 triliun. Pendapatan dari angkutan barang mencapai Rp2,3 triliun atau 38 persen dari total pendapatan.

Sementara itu, angkutan penumpang menghasilkan Rp1,9 triliun atau 32 persen dari total pendapatan. Adapun, kontribusi pendapatan KAI pada kuartal I/2020 masih didominasi oleh ankutan penumpang yang mencapai 38 persen, sedangkan angkutan barang hanya berkontribusi 32 persen.

Dengan kata lain, imbuhnya, kontribusi pendapatan angkutan barang lebih besar pertama kalinya daripada angkutan penumpang.

Didiek berujar pendapatan angkutan barang sebagian besar datang dari pengangkutan batu bara di Sumatera Selatan. Namun demikian, ujung tombak perseroan di Pulau Jawa juga didorong untuk dapat meningkatkan peran angkutan barang.

Alhasil, Didiek menyampaikan walaupun permintaan pengiriman batubara oleh PLN berkurang, lini bisnis angkutan barang di pulau Jawa bertambah dengan melayani permintaan baik dari pelaku UMKM, petani, maupun jasa pengiriman barang darat.

Pihaknya memprediksi kontribusi pendapatan dari angkutan barang bisa menembus level 50 persen jika wabah Covid-19 terus berlangsung hingga akhir tahun. Di sisi lain, pihaknya akan tetap meningkatkan kontribusi angkutan barang di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper