Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Balai Karimun melakukan pemeriksaan awal atas musibah kandasnya kapal MV. Sharaz berbendera Iran dan KM. Samudera Sakti I berbendera Indonesia di perairan Batu Berhenti Pulau Sambu Kepulauan Riau.
Kepala KSOP Tanjung Balai Karimun Capt. Barlet Silalahi mengatakan telah mengerahkan 3 (tiga) kapal patroli, antara lain KN. 366 dari Wilayah Kerja Pulau Sambu, KN. Kalimashada - P.115 dan KN. Sarotama - P.112 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjung Uban untuk mengevakuasi dan melakukan pengawasan keselamatan pelayaran di lokasi musibah tersebut.
Adapun, KSOP Tanjung Balai Karimun juga telah melakukan survey untuk melaksanakan pemeriksaan awal, pengumpulan data/dokumen dan keterangan sebagai penyebab kejadian terhadap peristiwa kandasnya kedua kapal tersebut.
“Dapat kami sampaikan bahwa dari kedua kejadian kandasnya kapal MV. Sharaz dan kapal KM. Samudera Sakti I di Perairan Batu Berhenti Pulau Sambu tidak menimbulkan korban, baik korban luka-luka maupun korban jiwa,” kata Barlet dalam siaran pers, Kamis (14/5/2020).
Dia menjelaskan bahwa kapal MV. Shahraz telah mengalami kebocoran dan terlihat perubahan struktur kapal. Hal tersebut karena kapal terlihat mengalami bengkok atau hogging, sedangkan untuk Kapal KM. Samudera Sakti I tidak terlihat secara visual ada atau tidaknya kerusakan.
Pihaknya menambahkan pada Senin (11/5/2020) pukul 23.00 WIB, KM. Samudera Sakti I berhasil terapung kembali. Kapal KM. Samudera Sakti I telah berhasil berlabuh di perairan yang aman di perairan Batam.
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Patroli dan Penjagaan, Capt. Herbert Marpaung mengaku terus melakukan koordinasi dengan UPT di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut dan instansi lainnya untuk memastikan keselamatan pelayaran di perairan sekitarnya.
“Kami juga terus berupaya untuk mengkoordinasikan upaya-upaya salvage, pengapungan dan pencegahan pencemaran, serta melakukan pengawasan terhadap kondisi kapal,” ujar Herbert.