Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Semua Penyewa Pusat Belanja Dapat Relaksasi

Permintaan relaksasi tersebut bergerak sendiri-sendiri maupun bersama-sama di bawah keanggotaan Hippindo.
Suasana lengang terlihat di salah satu pusat perbelanjaan usai adanya anjuran untuk menjaga jarak sosial dan beraktivitas dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta, Senin (23/3/2020). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) juga memprediksi penurunan penjualan ritel kuartal pertama 2020 turun hingga 0,4 persen dibanding dengan kuartal pertama tahun lalu. Bisnis/Nurul Hidayat
Suasana lengang terlihat di salah satu pusat perbelanjaan usai adanya anjuran untuk menjaga jarak sosial dan beraktivitas dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta, Senin (23/3/2020). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) juga memprediksi penurunan penjualan ritel kuartal pertama 2020 turun hingga 0,4 persen dibanding dengan kuartal pertama tahun lalu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Tak semua penyewa atau tenant pusat perbelanjaan mendapat relaksasi dari pengusaha mal menyusul ditutupnya sebagian operasional mal akibat  pandemi Covid-19.

Terbatasanya operasional mal terkecuali bagi penyewa yang masih bisa berjalan normal seperti farmasi atau swalayan tetap membuat pengusaha mal dan penyewa sama-sama merugi.

Wakil Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Fetty Kwartati mengakui bahwa sebagian penyewa telah mendapat relaksasi terkait biaya sewa dan lain-lain dengan bentuk yang berbeda-beda.

"Berbeda-beda setiap mal, ada yang memberikan keringanan diskon dan ada yang berupa differed payment ke tahun depan, ada juga yang masih menerapkan persyaratan yang ada," katanya pada Bisnis, Kamis (7/5/2020).

Dia menyatakan bahwa permintaan relaksasi tersebut bergerak sendiri-sendiri maupun bersama-sama di bawah keanggotaan Hippindo agar bisa terus bertahan di tengah krisis akibat Covid-19, apalagi menjelang hari raya Lebaran. 

Selama ini, kata Fetty, peritel masih berusaha bertahan dengan banyak melakukan efisiensi biaya dan melakukan cara yang kreatif untuk memasarkan produk. 

"Namun jika kondisi ini berlangsung lebih lama lagi, dampaknya akan semakin besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan," kata dia. 

Di sisi lain, Hippindo dan APPBI serta asosiasi lainnya juga saat ini tengah berupaya bersama untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak akibat dampak dari Covid-19 ini. Dia belum melaporkan adanya peritel yang terancam gulung tikar akibat terhentinya aktivitas penjualan secara konvensional.

Sebelumnya, pengusaha pusat perbelanjaan memastikan telah memberi relaksasi ke penyewa menyusul tutupnya sebagian operasional mal sebagai bentuk pencegahan Covid-19.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa pemberian relaksasi itu tergantung dari skala usaha, kemampuan, jenis dan konsep kerja sama dengan penyewa.

Relaksasi juga tergantung dari kemampuan pengusaha mal lantaran kerugian juga tak bisa terhindarkan mengingat masih adanya biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan gedung dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper