Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat hunian properti ritel pada kuartal I/2020 tak banyak bergerak dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Kendati demikian, bisnis properti ritel tetap menjadi salah satu yang mengalami kondisi terberat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Berdasarkan riset Coldwell Banker Commercial, tingkat hunian ritel cenderung stabil dan penurunan tingkat hunian juga tidak signifikan pada kuartal I/2020. Penurunan signifikan terjadi pada jumlah pengunjung yang dimulai akhir Maret, dari ribuan menjadi hanya ratusan pengunjung per hari.
Saat ini, dengan adanya aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebagian besar toko di pusat retail melakukan penutupan sementara, kecuali supermarket, toko obat, perbankan, restoran hanya untuk dibawa pulang, dan toko yang melayani belanja daring.
Di Jabodetabek, Coldwell mencatat pada kuartal I/2020, tingkat okupansi ritel hanya turun 0,05 persen. Di Jakarta tingkat okupansinya masih sebanyak 91,2 persen, di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) sebanyak 85,1 persen, dan di Tangerang 86,2 persen.
Sementara itu, di kota besar luar Jabodetabek tingkat hunian retail tetap di level yang sama dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, jumlah pengunjung turun secara signifikan karena Covid-19.
“Dalam mengantisipasi situasi saat ini, beberapa pusat belanja telah menyesuaikan jangka waktu sewa terhadap tenant eksisting, seperti perpanjangan tanggal jatuh tempo dan penyesuaian biaya service charge, mengingat bahwa selama pandemi, ritel tersebut tidak beroperasi dengan maksimal,” ungkap Angra Angreni Manager Research & Consultancy dalam laporan tertulis, dikutip Rabu (6/5/2020).
Baca Juga
Coldwell mencatat tingkap okupansi di Bandung masih setinggi 93,3 persen atau turun 0,03 persen dari kuartal IV/2019, kemudian Surabaya di posisi 89,7 persen atau naik 0,02 persen, di Bali sebanyak 85 persen atau naik 0,09 persen, dan di Medan sebanyak 80,2 persen ataru turun 0,24 persen.
“Secara umum, penambahan pasokan baru di masing-masing sektor relatif terbatas selama beberapa tahun terakhir, dimana target pasar utama berasal dari investor Jakarta dan ekspansi bisnis dari Jakarta,” imbuh Angra.