Bisnis.com, JAKARTA - Sektor pertanian berpotensi memberi daya ungkit pada perekonomian kuartal II/2020 mengingat kontribusinya yang cukup besar pada kuartal I/2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengemukakan bahwa pertanian, kehutanan, dan kelautan masih menjadi sektor yang berkontribusi besar pada struktur produk domestik bruto (PDB) kuartal I dengan peran 12,84 persen.
Bersama sektor utama lain seperti industri pengolahan, perdagangan besar-eceran, dan reparasi motor dan mobil, peranan lapangan usaha tersebut dalam perekonomian mencapai 56,72 persen sepanjang kuartal I/2020.
"Pertumbuhan sektor pertanian dari Maret ke April cenderung stagnan karena ada pergeseran puncak panen. Sehingga saya berharap di triwulan kedua nanti pertanian justru bisa menjadi pengungkit dan membantu pertumbuhan ekonomi. Seberapa besar? Bisa dikira-kira dari kontribusinya ke PDB sebesar 12,84 persen. Jadi jika ada kenaikan sedikit di pertanian, industri, maupun perdagangan, maka akan memberi dampak yang cukup besar," kata Suhariyanto, Selasa (5/5/2020).
Jika dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan sektor pertanian sendiri tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 9,46 persen. Kondisi ini turut dipacu oleh masa tanam yang dimulai pada akhir Desember dan adanya masa panen pada Februari dan Maret 2020.
Kendati demikian, data BPS juga menunjukkan bahwa pekerja di sektor pertanian menjadi salah satu kelompok dengan pendapatan bulanan di bawah rata-rata upah nasional.
Buruh di sektor pertanian rata-rata memperoleh Rp2,07 juta per bulan. Sementara rata-rata upah buruh secara nasional pada Februari 2020 berada di angka Rp2,92 juta.