Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Intervensi Pasokan, Kementan: Wilayah Defisit Beras Tinggal 4 Provinsi

Kementerian Pertanian melaporkan adanya penurunan jumlah provinsi yang mengalami defisit pasokan beras usai pemerintah bersama Perum Bulog melakukan intervensi dengan distribusi dari wilayah yang suplus.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (12/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian melaporkan adanya penurunan jumlah provinsi yang mengalami defisit pasokan beras usai pemerintah bersama Perum Bulog melakukan intervensi dengan distribusi dari wilayah yang suplus.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan bahwa daerah yang mengalami defisit beras sampai saat ini mencakup empat provinsi, turun dari tujuh provinsi yang sebelumnya dilaporkan.

"Sesuai paparan presiden, ada tujuh provinsi yang defisit beras. Setelah kami intervensi, maka yang tersisa adalah Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Maluku Utara," kata Syahrul, Senin (4/5/2020).

Kementan sebelumnya menyebutkan bahwa kondisi defisit di tujuh provinsi selama April bakal ditanggulangi dengan upaya konsolidasi pasokan beras dari tiga provinsi yang mengalami surplus, yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.

Adapun stok beras keseluruhan dari ketiga provinsi ini pada April yakni 721.657 ton di Jawa Timur, 183.845 ton di Sulawesi Selatan, dan 38.988 ton di Kalimantan Timur. Sementara stok beras nasional yang tersebar di penggilingan padi, pedagang, dan Perum Bulog per April tercatat berada di angka 3,52 juta ton.

Meski terdapat daerah yang terpantau mengalami defisit, Kementan menjamin bahwa potensi ketersediaan beras sampai Juni 2020 akan mencukupi.

Berdasarkan penghitungan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras periode April–Juni 2020 diperkirakan mencapai 10,58 juta ton dengan total luas panen sebesar 3,83 juta hektare. Jika ditambah stok beras nasional akhir bulan Maret sebesar 3,45 juta ton, maka total ketersediaan beras akan mencapai 14,03 juta ton selama periode ini.

Kebutuhan beras selama periode ini pun diperkirakan berada di angka 7,61 juta ton. Berdasarkan prognosis tersebut, Kementan menjamin neraca beras nasional pada akhir Juni surplus 6,4 juta ton.

Dari laporan ketersediaan yang surplus secara nasional tersebut, Kementan mencatat bahwa per Juni nanti bakal ada 6 provinsi dengan surplus 10 persen yakni provinsi Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Di sisi lain, akan ada 22 provinsi yang diproyeksikan mengalami defisit beras lebih dari 25 persen .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper