Bisnis.com, JAKARTA – Pasar properti kawasan industri di Singapura tetap berdiri kokoh sepanjang kuartal I/2020 meskipun dilanda pandemi. Namun, konsultan properti JLL memprediksikan tekanan dari pandemi tetap terasa jika tak kunjung reda.
Head of Research and Consultancy JLL Singapore Tay Huey Ying mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 pada pasar properti kawasan industri di Singapura diperkirakan baru akan terasa pada kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan data statistik pasar properti industrial Singapura, tingkat okupansi pada kuartal I/2020 tak berubah dari kuartal sebelumnya di level 89,2 persen.
Sementara itu, dari sisi harga sewa dan jual mengalami penurunan masing-masing 0,1 persen dan 0,4 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2020.
Tenangnya pasar properti industri di Negeri Singa bisa dikatakan terprediksi mengingat Singapura baru mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Maret dan baru melakukan aturan lockdown atau circuit breaker pada April.
Adapun, penguatan permintaan ruang industrial yang berkualitas tinggi terjadi pada 2 bulan pertama tahun ini sehingga secara jangka pendek terlihat adanya peningkatan aktivitas sewa di kawasan industri, terutama dari perusahaan peralatan kesehatan dan barang konsumsi sehari-hari.
Baca Juga
“Hal ini dipicu juga oleh naiknya pengguna dagang-el karena alasan agar lebih aman dan sehat sehingga ada pula lonjakan permintaan di kawasan industri dari perusahaan dagang-el,” jelas Ying melalui laporan tertulis yang dikutip Bisnis, Minggu (3/5/2020).
Namun, karena wabah Covid-19 belum juga mereda, pasar properti industri diperkirakan mulai meredup pada kuartal II/2020. Banyak perusahaan yang akhirnya menunda ekspansi dan relokasi untuk menjaga agar anggaran belanja modal tetap rendah di tengah ketidakpastian.
“Para penyewa cenderung melakukan pembaruan kontrak sewa di lokasi-lokasi yang sudah ada. Banyak yang minta perpanjang sewa, tapi dengan harapan ada potongan harga,” lanjutnya.
Dengan perekonomian Singapura yang diperkirakan tengah menuju resesi, JLL memperkirakan penurunan kinerja pasar properti kawasan industri terus berlanjut pada kuartal-kuartal berikutnya.
“Permintaan kawasan industri nantinya akan ikut terbebani dan kami memperkirakan adanya kontraksi harga jual dan sewa lebih dalam di kuartal selanjutnya,” kata Ying.