Bisnis.com, JAKARTA – Sektor properti ritel menjadi salah satu sektor yang terhantam paling berat di tengah pandemi Covid-19. Hal ini membuat harga sewa ritel di Singapura mengalami penurunan 2,3 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Urban Redevelopment Authority (URA) Singapura menyebutkan bahwa setelah mengalami pertumbuhan dua kuartal berturut-turut, harga properti ritel di Negeri Singa kembali anjlok karena hantaman Covid-19.
Selain harga sewa, harga jual ruang ritel juga mengalami penurunan hingga 3,1 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Perpanjangan aturan social distancing dan aturan circuit breaker membuat sektor ritel Singapura kian memburuk sejak pertengahan Februari. Tingkat kekosongan ruang ritel naik dari 7,5 persen pada kuartal IV/2019 menjadi 8 persen pada kuartal I/2020.
Head of Research CBRE Desmond Sim mengatakan bahwa tekanan pada harga terjadi di wilayah-wilayah pusat dengan penurunan harga lebih besar dibandingkan dengan wilayah lainnya. Penurunan harga hingga 5,1 persen secara tahunan (year-on-year) juga menjadi penurunan harga terbesar sejak 2017.
Tingkat serapan ruang ritel di Singapura mengalami penurunan hingga 463.000 kaki persegi dibandingkan dengan kenaikan tingkat serapan sebanyak 280.000 kaki persegi pada kuartal IV/2019.
Baca Juga
Christine Li, Head of Research Cushman & Wakefield menambahkan bahwa secara keseluruhan tambahan permintaan dan pasokan justru negatif sepanjang kuartal pertama tahun ini. Penurunan permintaan yang terjadi saat ini menjadi yang paling besar sejak kuartal pertama 2014.
“Bakal ada lebih banyak ruang ritel yang kosong dibandingkan dengan yang terisi,” ungkapnya seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (25/4/2020).
Dengan aturan circuit breaker yang diperpanjang hingga 1 Juni 2020, para peritel juga akan menunda operasinya. Hasilnya, tingkat keterisian ritel diperkirakan turun makin dalam pada kuartal II/2020 dan sektor ritel menjadi yang terimbas paling buruk oleh pandemi ini.
“Penurunan sewa diperkirakan makin parah pada kuartal kedua karena pemyewa yang masih ada masih terkunci selama kuartal I/2020, ketika pandemi belum separah sekarang,” ungkap Li.
Tekanan pada kinerja pasar properti ritel di Singapura sudah dimitigasi dengan adanya keringanan yang diberikan oleh pemilik properti antara lain dengan menawarkan bantuan pemasaran, penggunaan uang jaminan untuk mengimbangi pembayaran sewa, dan menawarkan potongan harga sewa yang diturunkan dari potongan pajak properti pemerintah.
“Ke depan, para pemilik properti akan makin tertekan karena harus mengimbangi tingkat kekosongan dan harga sewa. Mereka mau tidak mau tampaknya harus menurunkan harga sewa agar tingkat ikupansi tetap terjaga,” ujar Li.