Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pandemi Covid-19, Pengembanga Properti Bisa Digunakan Proptech, Apa Itu?

Di pasar properti Tanah Air, proptech terbilang masih jarang dimanfaatkan. Sementara itu, dalam beberapa tahun mendatang sebanyak 80 persen pemasaran properti diprediksi beralih ke digital.
Foto udara perumahan di kawasan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Rachman
Foto udara perumahan di kawasan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menganggu pemasaran properti sehingga penjualan ikut tersendat. Hal itu membuat sejumlah kalangan menilai pengembang sudah harus memulai penerapan teknologi properti atau property technology (proptech).

Chairman Indonesia Proptech Association Rusmin Lawin mengatakan pasar properti di Indonesia masih belum familiar dengan proptech. Teknologi ini juga dinilai masih jarang dimanfaatkan para pengembang properti. Padahal, beberapa negara sukses menerapkan proptech, antara lain Jepang dan Korea Selatan.

"Sejak kejadian Corona ini kita baru sadar bahwa selama ini dunia bisnis industri properti juga kurang peduli dengan proptech dan kurang perhatian dalam arti investasi. Sekarang baru kita sadar bahwa investasi di dibidang proptech ini penting sekali," ujar C pada Bisnis, Jumat (1/5/2020).

Rusmin mengimbuhkan, penerapan teknologi menjadi amat berarti di tengah kondisi pergerakan masyarakat dibatasi. Sebagaimana diketahui, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah mulai diterapkan di berbagai daerah sehingga pergerakan masyarakat menjadi tidak leluasa.

Pengembang akan terbantu dengan teknologi seperti penggunaan realitas virtual (virtual reality) saat memperlihatkan produk yang dijualnya. Di saat terbatasanya aktivitas sosial, konsumen dinilai akan terbantu mengingat lebih efisien.

Rusmin yang juga Wakil Ketua Umum Realestat Indonesia itu mengatakan bahwa ke depannya sekitar 80 persen aktivitas pemasaran akan beralih ke digital. Negara-negara seperti Eropa, Amerika, hingga Malaysia dan Singapura merupakan negara yang bisa dicontoh dalam penerapan pemasaran digitalnya.

"Jadi mau tidak mau sekarang orang kalau mau berbisnis properti maka harus online. Jadi yang namanya digital marketing, digital promotion, sampai pengeloaan properti itu, ya, harus menggunakan proptech," tuturnya.

Apalagi, data konsultan properti Jones Lang LaSalle mencatat bahwa 179 perusahaan rintisan di Asia Pasifik memperoleh investasi US$4,8 miliar atau lebih dari 60 persen dari total investasi proptech di dunia selama 2013 hingga 2017, sedangkan pada 2018 mencapai US$1 miliar. Sementara itu, laporan terbaru Jones Lang LaSalle jug menyatakan bahwa 2019 suntikan dana ke proptech di Asia Pasifik mencapai US$625,9 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper