Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai stimulus ekonomi dalam mengatasi dampak Covid-19 dapat mendukung kelangsungan industri properti sehingga kebijakan itu diharapkan dapat berjalan dengan lancar.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kasin) Indonesia Bidang Properti Hendro S. Gondokusumo mengatakan bahwa sebagai salah satu lokomotif ekonomi nasional, keberlanjutan industri properti harus dijaga.
"Apalagi terdapat 174 industri yang terkait langsung di belakang industri properti sehingga apabila pasar properti tidak kunjung membaik, dampaknya dapat bersifat sangat luas," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (27/4/2020).
Menurut bos PT Intiand Development Tbk. tersebut, Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) mencapai 3.642 anggota dan Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himppera) sebanyak 1.750 anggota, ditambah dukungan 174 industri di belakangnya.
Dengan demikian, katanya, ada potensi jutaan karyawan akan terdampak pandemi Covid-19.
"Kami mengharapkan pemerintah dapat mengontrol implementasi stimulus dan relaksasi kebijakan yang telah diluncurkan agar bisa berjalan lancar," kata Hendro.
Baca Juga
Salah satu yang diharapkannya adalah memastikan pelaksanaan Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19.
Pekan lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP) melansir bahwa realisasi investasi proyek di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran selama Januari—Maret 2020 tercatat turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data BKPM), realisasi investasi tiga subsektor properti itu baik asing dan dalam negeri pada kuartal pertama I/2020 tercatat Rp17,8 triliun atau turun jika dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,8 triliun.
BKPM mencatat penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I/2020 sebesar US$602,9 juta dengan 490 proyek, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp9,1 triliun dengan 755 proyek.
Pada kuartal pertama 2019, PMA di ketiga subektor itu tercatat US$948,16 juta dengan 410 proyek, sedangkan PMDN Rp4,59 triliun dengan 365 proyek.
Ketika menanggapi data BKPM, Wakil Ketua Umum DPP REI Bidang Hubungan Luar Negeri Rusmin Lawin mengatakan bahwa rendahnya nilai PMA pada kuartal pertama tahun ini lantaran efek pemilu yang belum mereda meskipun dari sisi jumlah proyek ada kenaikan.
"Jadi, memang PMA masih banyak yang wait and see," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (20/4/2020).
Rusmin mengatakan bahwa turunnya realisasi investasi asing juga disebabkan oleh efek virus corona jenis baru atau Covid-19 yang mulai merebak pada awal Maret lalu saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama.