Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Covid-19, Tren Positif Pengembangan PLTS Terhenti

Ada pembangunan PLTS atap untuk komersial dan industri mencapai lebih dari 200 Mega Watt (MW) hingga 300 MW.
Petugas memeriksa panel surya di PLTS Gili Trawangan/ Bisnis - David E. Issetiabudi
Petugas memeriksa panel surya di PLTS Gili Trawangan/ Bisnis - David E. Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di awal 2020 atau sebelum pandemi virus corona (Covid-19) menunjukkan tren yang cukup positif.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan prospek PLTS di awal 2020 cukup positif dimana diperkirakan PLTS atap untuk komersial dan industri mencapai lebih dari 200 Mega Watt (MW) hingga 300 MW. Hal itu berubah setelah pandemi virus corona. 

Untuk PLTS atap skala kecil di wilayah Jabodetabek, Banten, Bali, Jawa Tengah dab jawa Timur juga masih memiliki potensi yang cukup tinggi.

Selain itu, saat ini ada integrasi PLTS atap dengan real estate menengah ke atas dimana menjual rumah dengan PLTS atap yang bervariasi kapasitasnya sejak 2018.

"PLTS atap bagian gaya hidup yang dijual real estate. Pengusaha multinasional juga berkomitmen untuk penggunaan listrik dari energi terbarukan," ujarnya, Selasa (21/4/2020).

Peningkatan penggunaan PLTS atap juga dikarenakan adanya proyek APBN pemasangan PLTS atap oleh Kementerian ESDM di 800 titik dengan total anggaran sebesar Rp175 miliar.

"Sinergi BUMN ada beberapa rencana pemasangan PLTS atap di bandara, fasilitas publik seperti pelabuhan, terminal, dan pemanfaatan PLTS di lokasi bekas tambang. Lalu ada program pemerintah daerah mendorong PLTS atap untuk lampu penerangan jalan," katanya.

Pada Januari 2020, lanjut Fabby, untuk skala besar PLN melakukan penandatanganan kontrak dengan Masdar untuk proyek floating PV (FPV) di Cirata sebesar 145 MW dengan harga US$0,058 per kWh.

"Ini akan diesekusi di tahun depan kontraknya PLN. Lalu ada rencana lelang 4 proyek PLTS dengan total kapasitas 120 MW," ucapnya.

Dia menambahkan pengembangan PLTS atap mulai menunjukkan tren positif sejak 2019. Total kapasitas PLTS atap yang terpasang  di akhir 2019 mencapai 152 MW.

Penambahan kapasitas di tahun 2019 itu berasal dari tiga PLTS di Lombok yang telah commissioned yang masing-masing kapasitasnya 7 MW. Lalu satu PLTS berkapasitas 21 MW di Likupang Sulawesi Utara.

"Kedua proyek PLTS ini cukup lama direncanakan dan dijalankan sejak 2018 dan akhirnya commission," ujarnya.

Akhir tahun lalu, lanjutnya, ada tender PLTS di Bali Barat dan Bali Timur yang kapasitasnya 2 X 25 MW dengan harga di bawah US$0,059 per kWh (kilo Watt hour).

"Ini cukup menarik.Harga untuk PLTS skala besar Bali Timur turun lebih dari 40 persen. PLTS skala besar sudah mulai kompetitif dibanding dengan 1 tahun hingga 2 tahun sebelumnya," katanya.

Untuk PLTS atap atau on Grid ada peningkatan minat di 2019 dimana sepanjang tahun lalu terdapat 1.580 pemasangan PLTS atap dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya 300 pelanggan PLTS atap.

"Naiknya cukup tinggi. Minat meningkat pada pelanggan rumah tangga, bisnis dan komersial, terutama setelah revisi Permen 49 tahun 2018," tuturnya.

Walaupun memang dalam perjalanannya minat pemasangan PLTS atap cukup tinggi, namun ada kendala meter-exim untuk pemasok PLTS atap rumah.

"Dalam aturan menteri ESDM, dimana menjual listriknya ke PLN, ini harus menunggu cukup lama untuk bisa dapet kWh exim selama 2 bulan hingga 4 bulan. Ini mempersulit mereka yang ingin memasang PLTS atap," terangnya.

Menurutnya, yang diperlukan saat ini juga terkait kebutuhan akan informasi mengenai prosedur penyambungan dan biaya serta trusted provider menjadi faktor penentu keputusan pematangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper