Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Kereta Api Indonesia menilai kunci keberhasilan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk wilayah Jabodetabek selama dua pekan adalah pada penutupan sementara kantor dan toko-toko di luar sektor yang dikecualikan.
Ketua Masyarakat Kereta Api Indonesia Hermanto Dwiyatmoko mengatakan jika hal tersebut terlaksana maka jelas tidak akan adanya pergerakan penumpang. Saat ini posisi Pemda Bogor sedang mengusulkan untuk menghentikan operasional KAI.
Namun, lanjutnya, Pemda Jabodetabek juga harus sepakat untuk menghentikan semua kegiatan dengan sejumlah kegiatan masih ada. Misalnya, pegawai pom bensin, toko obat dan makanan. Selain itu, jika memang masih terdapat pegawai yang berasal dari Bogor sebaiknya bisa dikurangi saja frekuensinya sampai minimal.
“Kalau ini yang terjadi, KCI bisa mengurangi frekuensi perjalanan KA dan bahkan menghentikan operasional KA,” jelasnya, Rabu (5/4/2020).
Hermanto mengutarakan hal itu seperti yang terjadi pada KRL di Jakarta pada hari padat PSBB, Senin (13/4/2020). Menurutnya penumpukan penumpang tak terelakkan karena PSBB di Jakarta masih banyak masyarakat yang harus masuk kantor.
Dari sisi operator, kata dia, KCI sebenarnya ingin menerapkan PSBB dengan cara mengurangi jumlah KA dan jumlah penumpang, tetapi memang menjadi agak sulit kalau pergerakan dari lintas Bogor tidak berkurang.
Baca Juga
Di sisi lain, imbuhnya, menggunakan bus atau kendaraan angkutan jalan lainnya ketika masuk Jakarta dibatasi dan banyak melalui pemeriksaan sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai tujuan. Idealnya, jumlah kereta api yang dioperasikan mengikuti jumlah penumpang.
“Jadi untuk di DKI kalau pagi tetap mulai jam 04.00 atau 05.00. Agak siang dikurangi frekuensinya dan sore pulang kantor, ditambah lagi frekuensi tapi dibatasi misal jam 21.00. Jadi intinya ada di KCI yang mengatur frekuensinya,” tekannya.