Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah masih memantau pergerakan harga minyak dunia hingga lebih stabil untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin terlalu berspekulasi untuk mengambil langkah terkait dengan pelemahan harga minyak dunia saat ini.
“Jadi dengan harga turun buat kita cukup oke, kita tidak terlalu risau,” katanya kepada wartawan, Selasa (14/4/2020).
Sebelumnya, sejumlah pihak menilai dengan harga minyak dunia yang relatif rendah saat ini, pemernitah sudah sepatutnya menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini mendesak penurunan harga bahan bakar minyak mengingat rendahnya harga minyak dunia saat ini.
Rudi menjelaskan, penyesuaian harga BBM naik atau turun harus mengikuti kesepakatan awal yang telah berjalan yaitu setiap periode dua pekan sekali, sehingga tidak menghilangkan kepercayaan konsumen dalam hal ini masyarakat pada pemerintah, yang selama ini dilakukan pada tanggal 1 atau 15.
Baca Juga
“Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” katanya dalam keterangan resminya, Minggu (12/4/2020).
Dia menambahkan, apabila menggunakan paramater baru yang sedang terjadi, yaitu kurs dolar AS senilai Rp16.000 dan harga minyak US$35 per barrel, maka harga minyak mentah setara Rp3.500, dengan ditambah biaya pengolahan, transportasi, dan PPn maka bisa menjadi Rp4.500, dan jika ditambah nilai keuntungan Pertamina 10 persen maka akan menjadi seharga Rp5.000.
Dilansir dari Bloomberg, pada hari Senin (13/4/2020) Menteri Energi Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memangkas pasokan lebih lanjut jika diperlukan saat pertemuan OPEC+ Juni mendatang.
Pada perdagangan Selasa (14/4/2020) pukul 9.40 WIB, harga minyak WTI kontrak Mei 2020 naik 0,67 persen atau 0,15 poin menjadi US$22,56 per barel, setelah sebelumnya terkoreksi 1,5 persen. Adapun, minyak Brent kontrak Juni 2020 meningkat 1,35 persen atau 0,43 poin menuju US$32,17 per barel.