Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Percepat Program Padat Karya Tunai 2020

Pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat serta mengurangi pengangguran.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) mengunjungi pembangunan jalan program padat karya tunai di Kampung Kokoda, Distrik Sorong Manoi, Sorong, Papua Barat Jumat (13/4/2018)./Antara-Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) mengunjungi pembangunan jalan program padat karya tunai di Kampung Kokoda, Distrik Sorong Manoi, Sorong, Papua Barat Jumat (13/4/2018)./Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempercepat realisasi program padat karya tunai pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp10 triliun yang tersebar di 34 Provinsi.

Percepatan program padat karya Kementerian PUPR utamanya adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi akibat Pandemi Covid-19 yang terjadi sekarang sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa program infrastruktur kerakyatan atau padat karya tunai sangat penting bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Hal ini dikarenakan pembangunan infrastruktur padat karya bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat serta mengurangi pengangguran.

“Selain untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, [program] PKT [padat karya tunai] juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa atau pelosok. Pola pelaksanan PKT nanti juga harus memperhatikan protokol physical dan social distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” ujar Menteri Basuki melalui konferensi video bersama media, Selasa (7/4/2020).

Berdasarkan catatan Bisnis, Anggaran program padat karya senilai Rp10 triliun digunakan untuk tujuh program, yaitu program percepatan peningkatan tata guna air irigasi (P3TGAI), pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW), penataan kota tanpa kumuh (Kotaku), dan tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R).

Kemudian, penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) dan sanitasi berbasis masyarakat (sanimas), pembangunan baru dan peningkatan kualitas rumah swadaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper