Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gakeslab: Produksi APD Massal, Tak Boleh Asal

APD merupakan "senjata" utama tenaga medis untuk bertahan agar tidak ikut terjangkit virus saat melayani pasien.
Pelaku UMKM V-RA Collection, Lailatul Istiqomah menunjukkan baju alat pelindung diri (APD) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/3/2020). Dinas Perdagangan Kota Surabaya mengerahkan sekitar 20 UMKM untuk membuat baju APD berbahan kain gore-tex yang akan didistribusikan oleh Dinas Kesehatan ke seluruh rumah sakit yang menangani  COVID-19. ANTARA FOTO/Moch Asim
Pelaku UMKM V-RA Collection, Lailatul Istiqomah menunjukkan baju alat pelindung diri (APD) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/3/2020). Dinas Perdagangan Kota Surabaya mengerahkan sekitar 20 UMKM untuk membuat baju APD berbahan kain gore-tex yang akan didistribusikan oleh Dinas Kesehatan ke seluruh rumah sakit yang menangani COVID-19. ANTARA FOTO/Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Alat Kesehatan Indonesia (Gakeslab) mengimbau para produsen alat pelindung diri (APD) yang bukan anggotanya untuk tetap mempertahankan mutu dan kualitas agar mampu melindungi tenaga medis secara optimal.

Sekretaris Jenderal Gabungan Alat Kesehatan Indonesia (Gakeslab) Randy H. Teguh mengatakan tenaga medis merupakan garda terdepan negara dalam menghadapi wabah virus corona (Covid-19). Apalagi, APD merupakan "senjata" utama mereka untuk bertahan agar tidak ikut terjangkit saat melayani pasien.

"Setiap produksi APD yang bukan dilakukan bukan oleh perusahaan alkes harus tetap mempertahankan mutu dan kualitas. Setiap industri yang ingin turut menyelesaikan masalah tidak boleh membuat masalah baru," kata Randy, Rabu (8/4/2020).

Dia menambahkan rencana pembelian ventilator bekas oleh pemerintah perlu mendapatkan pengawasan yang ketat. Diharapkan agar jangan seperti Belanda yang harus mengembalikan ventilator ke China karena dianggap tidak layak.

Pihaknya menyayangkan pemerintah tidak memberikan kemudahan bagi industri alkes memiliki jaringan kuat. Adapun, kemudahan justru diberikan pada seluruh industri untuk melakukan impor alkes demi memenuhi kapasitas.

Randy memaparkan yang menjadi persoalan dalam industri saat ini, yakni masalah jalur pengadaan dan arus kas akibat nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terus melemah.

"Kami berharap dana turunan BPJS bisa dialihkan pada pihak ketiga terutama pengusaha alkes, karena obat saja bisa digunakan jika layanan medis tidak memiliki alkes yang jelas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper