Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan telah melakukan injeksi likuiditas atau quantitative easing hampir Rp300 triliun sebagai langkah mitigasi dampak ekonomi Covid-19.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa bank sentral sudah melakukan upaya quantitave easing dalam rangka menekan dampak pandemi Covid-19.
Sejak awal tahun hingga saat ini, BI telah melakukan injeksi likuiditas ke perbankan hampir senilai Rp300 triliun. Dana tersebut disuntikkan melalui pembelian SBN di pasar sekunder, penyediaan likuiditas ke perbankan melalui mekanisme term-repurchase agreement (repo), serta penurunan GWM.
"Pembelian SBN dari pasar sekunder Rp166 triliun. lLkuiditas perbankan repo disediakan setiap hari lebih dari Rp56 triliun," paparnya dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (6/4/2020).
Selain itu, untuk memitigasi dampak Covid-19, pemerintah juga memberlakukan stimulus fiskal dalam bentuk program-program sosial, insentif industri, dan pemulihan ekonomi. Dengan demikian, hal itu mendorong konsumsi masyarakat, produksi, dan investasi dunia usaha baik UMKM dan korporasi.
BI juga berkoordinasi relaksasi pengaturan mikroprudensial oleh OJK, sehingga akan mempermudah perbankan untuk pembiayan kepada UMKM dan dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi.
"Kami berkoodinasi dengan OJK, bersinergi agar pelonggaran mendorong pembiayaan dunia usaha," imbuhnya.