Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan kondisi sektor keuangan nasional saat ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan saat krisis 1998 dan 2008.
Dalam live conference pada Kamis (2/4/2020), Perry menyampaikan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyiapkan langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi dampak pandemi virus corona (covid-19). Salah satunya adalah mendukung dunia usaha dan perbankan.
Perry menyatakan saat ini sektor perbankan Tanah Air dalam kondisi yang sehat. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal dan kredit bermasalah.
"Kami update setiap bulan, rasio kecukupan modal [capital adequacy ratio/CAR] 23 persen dan rasio kredit bermasalah rendah. Kondisi sektor keuangan kita jauh lebih kuat dari 2008 dan 1998," ujarnya.
Adapun, pemerintah memberikan tambahan dana senilai Rp150 triliun dalam APBN 2020 sebagai bantalan industri keuangan dari potensi kredit bermasalah yang timbul dari pelemahan ekonomi karena virus corona (Covid-19).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan anggaran ini ditujukan bagi sektor keuangan agar mampu melakukan restrukturasi kredit.
Baca Juga
"Sehingga NPL [Non Performing Loan] tidak menyebabkan penyaluran kredit terhenti," katanya Sri Mulyani, Rabu (1/4/2020).
Menurutnya, langkah ini telah dilakukan di banyak negara yang melakukan langsung lewat bank sentral. Sementara itu, Indonesia masih dilakukan pembiayaannya melalui fiskal.