Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Listrik Rumah Tangga Berpotensi Naik Hingga 3 persen

Di saat konsumsi listrik untuk rumah tangga mengalami lonjakan pemakaian, konsumsi listrik untuk sektor bisnis dan komersial mengalami penurunan.
Warga memeriksa jaringan listrik miliknya di salah satu Rusun di Jakarta, Senin (6/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Warga memeriksa jaringan listrik miliknya di salah satu Rusun di Jakarta, Senin (6/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan konsumsi listrik rumah tangga selama kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) di tengah pandemi virus corona (Covid-19) akan meningkat sebesar 1 persen hingga 3 persen.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan saat ini konsumsi listrik untuk rumah tangga mengalami lonjakan pemakaian, sedangkan untuk konsumsi listrik untuk sektor bisnis dan komersial mengalami penurunan konsumsi.

"Saat ini konsumsi listrik untuk rumah tangga mengalami kenaikan 1 persen hingga 3 persen, ini sangat logis karena banyak yang dirumah. Untuk industri dan komersial seperti hotel, pusat perbelanjaan menurun konsumsinya karena ada beberapa yang tutup karena enggak ada pengunjung,” ujarnya dalam Video Conference, Rabu (1/4/2020).

Rida menyebut, berdasarkan data yang ada, untuk R-3/TR 6.600 VA ke atas sudah ada peningkatan sekitar 3 persen untuk Distribusi Jakarta Raya.

Saat ini, pihaknya tengah memantau penurunan konsumsi listrik untuk industri dan komersial agar tak terlalu berdampak besar pada kondisi listrik PLN.

"Kami sedang pantau, karena kami enggak tahu perkembangan ke seperti apa. Kami berusaha untuk mengantisipasi agar dampaknya tak terlalu besar kepada PLN kalau ada penurunan penggunaan listrik. Pasti turun, hotel turun, mall, industri juga turun penggunaan listriknya," kata Rida.

Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Edison Sipahutar memproyeksikan akan ada kenaikan konsumsi listrik rumah tangga di Maret sekitar 1,5 persen hingga 2 persen.

"Sebesar 1,5 persen sampai dengan 2 persen untuk bulan maret ini. Nanti kita lihat evaluasinya pada mingggu pertama April," ucapnya.

Konsumsi Listrik Industri Turun

Penurunan konsumsi listrik juga terjadi pada sektor industri yang diproyeksikan sebesar angka 1,2 persen sampai dengan 2,4 persen. Sementara, untuk konsumsi listrik rumah tangga akan naik sebesar 1,5 persen hingga 2 persen.

“Rumah tangga meningkat tetapi perkiraannya penurunan konsumsi listrik di bisnis dan industri," tuturnya.

Edison menambahkan dampak Corona dapat membawa penurunan penjualan listrik secara total setahun. Adapun, penurunan penjualan listrik PLN dalam setahun ini diperkirakan mencapai 0,6 persen hingga 1,2 persen akibat wabah Covid-19 ini.

Proyeksi penurunan konsumsi listrik tersebut terjadi apabila merebaknya Covid-19 ini berlangsung untuk jangka waktu yang lama.

"Mudah-mudahan segera pulih, sehingga perkiraan penjualan listrik tidak mengalami penurunan," ujarnya.

Hingga Februari 2020 realisasi penjualan listrik PLN mencapai 40,5 TWh dengan pertumbuhan mencapai 5,79 persen. Angka pertumbuhan penjualan listrik hingga Februari ini lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang dapat mencapai 6 persen.

Pertumbuhan penjualan listrik hingga Februari yang rendah ini disebabkan oleh konsumsi listrik industri yang  sebesar 1,68 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 4,54 persen.

Rendahnya konsumsi listrik sektor industri dua bulan pertama tahun ini dikarenakan turunnya pemakaian listrik pada teksil yang mengalami -3,7 persen, besi dan baja sebesar -3,1 persen, kimia sebesar -1,4 persen, semen sebesar -3,9 persen, makanan dan minuman sebesar 6,6 persen, dan otomotif sebesar 1,3 persen.

Untuk konsumsi listrik rumah tangga hingga Februari 2020 mengalami pertumbuhan 7,58 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,04 persen dan lebih tinggi bila dibandingkan konsumsi rumah tangga sepanjang 2019 yang mencapai 5,94 persen.

Konsumsi listrik bisnis hingga Februari tahun ini mencapai 6,68 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Februari tahun 2019 yang mencapai 7,59 persen dan sepanjang tahun lalu yang mencapai 6,01 persen.

Menurutnya, rendahnya konsumsi listrik di awal tahun ini disebabkan oleh sejumlah faktor yakni banjir yang kerap terjadi di Januari dan Februari sehingga menyebabkan beberapa wilayah mengalami pemadaman.

"Ada pengaruh banjir tetapi dampaknya mengurangi pertumbuhan sekitar 0,15 persen. Banyak pemadaman sehingga menyebabkan energi tak terjual maksimal," kata Edison.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper