Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gubernur BI: Prospek Perekonomian 2020 Tergantung Penanganan Pasca Covid-19

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh dalam kisaran 5,1-5,5 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (24/3/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (24/3/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memperkirakan memprakirakan pertumbuhan ekonomi 2020 tidak sekuat capaian 2019, sejalan dengan meluasnya dampak penyebaran virus Corona (Covid-19) ke seluruh dunia. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh dalam kisaran 5,1-5,5 persen.

Prakiraan ini dipengaruhi oleh optimisme pemulihan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas yang bakal menopang perbaikan kinerja ekspor dan investasi, terutama investasi nonbangunan. Namun, prediksi tersebut harus pudar setelah merebaknya Covid-19 di Tiongkok, pada Februari 2020. Prospek ini dipengaruhi oleh dampak langsung dan tidak langsung penurunan ekonomi Tiongkok. 

"Prospek perekonomian global dan domestik pada 2020 sangat tergantung pada proses penanganan dan pemulihan ekonomi pasca COVID-19," katanya seperti dikutip dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2019, Senin (30/1/2020). 

Pada Maret 2020, BI memprediksi wabah Covid-19 terus meluas ke banyak negara, termasuk Amerika Serikat, Eropa, hingga Asia. Hal itu semakin menekan prospek perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menjadi lebih rendah yakni berkisar 4,2-4,6 persen. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh penurunan sisi permintaan dan penawaran, termasuk pengaruh disrupsi sisi produksi dan menurunnya keyakinan. 

Dia melanjutkan risiko berlanjutnya penyebaran Covid-19 dalam jangka waktu lebih lama dan wilayah yang lebih luas dapat menyebabkan pertumbuhan PDB dan volume perdagangan dunia makin melambat. Hal tersebut dapat kembali menimbulkan koreksi terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Semakin terhubungnya jalur perdagangan dan sistem keuangan antarnegara saat ini, membuat dampak penurunan pertumbuhan global dapat makin cepat tertransmisikan ke negara-negara lainnya," imbuhnya. 

Terhambatnya mobilitas pelaku ekonomi dilakukan sejalan dengan upaya penanganan Covid-19 di banyak negara, termasuk di Indonesia. Hal ini tentu menurunkan kinerja perekonomian dari sektor pariwisata, perdagangan, manufaktur, dan kemudian merambat sektor lainnya. 

Perry menambahkan kondisi tersebut bakal menurunkan kinerja ekspor barang dan jasa, serta membuat konsumsi swasta dan investasi menjadi lebih rendah. 

Ketidakpastian pasar keuangan juga meninggi dipicu prospek perekonomian global yang menurun sehingga memengaruhi penanaman modal, termasuk aliran modal jangka pendek ke negara berkembang. 

Kondisi tersebut, lanjutnya, memberikan  tekanan kepada mata uang dunia, termasuk rupiah. Dengan perkembangan sampai Maret 2020, Bank Indonesia merevisi kembali prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi 4,2-4,6 persen.

Di tengah prospek penurunan pertumbuhan ekonomi, stabilitas perekonomian diperkirakan tetap terjaga. Prospek Neraca Pembayaran Indonesia 2020 diprakirakan tetap aman ditopang oleh penurunan defisit transaksi.

"Defisit transaksi berjalan diprakirakan berada pada kisaran 2,5-3,0% dari PDB 2020. Sementara itu, inflasi 2020 diprakirakan terkendali dalam sasaran 3,0±1%," ujar Gubernur BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper