Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilema Physical Distancing, Driver Ojol Ingin Dapur Tetap Ngebul

Imbauan physical distancing pemerintah yang bertujuan untuk menekan penularan virus corona, ternyata berdampak kepada pendapatan bagi pekerja sektor informal, seperti driver ojol.
Dua orang pengemudi ojek online berbincang di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ANTARA - M Risyal Hidayatn
Dua orang pengemudi ojek online berbincang di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ANTARA - M Risyal Hidayatn

Bisnis.com, JAKARTA - Imbauan pemerintah untuk melakukan bekerja, belajar, dan beribadah di rumah atau physical distancing guna pencegahan penularan virus corona (Covid-19) bisa dibilang sudah dipatuhi oleh masyarakat, khususnya yang berdomisili di DKI Jakarta.

Hal tersebut bisa dilihat dari lalu lintas beberapa ruas jalan yang pada hari normal padat, dalam beberapa waktu ini tampak lancar dan cenderung lengang. Jika Anda tidak percaya, tetapi ingin membuktikannya tanpa harus keluar rumah, silakan pantau melalui aplikasi Google Maps di gawai masing-masing.

Melalui aplikasi tersebut kita bisa melihat sebagian besar ruas jalan menunjukkan warna hijau yang artinya lancar atau tidak ada kepadatan. Padahal, saat hari kerja seperti ini biasanya hampir dipastikan banyak ruas jalan yang macet dan menunjukkan warna merah.

Minimnya warga yang melakukan aktivitas pergerakan di luar rumah juga bisa dilihat dari keluhan para mitra pengemudi transportasi daring. Arnoldi Maruao (28), driver Goride, mengaku hanya bisa mendapatkan lima hingga delapan penumpang dalam sehari. Padahal, biasanya 20 penumpang bisa didapatkan dengan mudah.

Hal serupa juga dikeluhkan Muji Anto (49), driver Gocar, yang dalam tiga hari terakhir rata-rata hanya bisa mendapatkan kurang dari 10 penumpang. Tak pelak, kondisi tersebut turut menekan pendapatannya.

"Sudah seminggu ini susah dapat target setoran, hanya bisa untuk makan dan bensin. Bayar cicilan mobil nanti belum tahu uangnya dari mana," ujarnya sembari mengendarai Daihatsu Sigra, yang masih harus diangsur hingga 2,5 tahun mendatang.

Keluhan juga disampaikan oleh para mitra aplikator transportasi daring yang tergabung dalam Asosiasi Driver Online (ADO). Sekretaris Jenderal Asosiasi Driver Online (ADO) Wiwit Sudarsono mencatat terjadinya penurunan pendapatan yang signifikan hingga mencapai 80 persen selama kebijakan bekerja dari rumah atau work from home diberlakukan.

"Dalam kondisi normal rata-rata pengemudi bisa mendapatkan pesanan sekitar 10-17 kali dengan jumlah pendapatan sekitar Rp300.000 hingga Rp500.000 per hari. Sekarang pendapatan maksimal sekitar Rp200.000 per hari," kata Wiwit.

Dia mengakui dengan wabah corona yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia membuat pengemudi daring roda dua maupun roda empat mengalami kendala dalam bekerja untuk mencari nafkah menghidupi keluarganya. Anjuran pemerintah terkait work from home (WFH) tidak mungkin dilakukan oleh pengemudi karena pekerjaan menuntut mereka untuk tetap berada di jalanan.

Adapun, Ketua Presidium Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono akan mengajukan surat tertulis kepada pemerintah lintas kementerian dan aplikator supaya bisa memberikan keringan berupa pemundaan pembiayaan cicilan (leasing) hingga menghapus sementara presentase biaya yang harus dibayarkan kepada aplikator.

Permintaan tersebut sebenarnya telah mendapatkan atensi dari salah satu aplikator transportasi daring. Gojek memberikan keringanan kepada mitra driver dengan menghentikan cicilan yang berjalan seperti cicilan kendaraan dan premi asuransi, pada bulan berjalan mitra driver mengalami perawatan.

Chief Operations Officer Gojek Hans Patuwo mengatakan dalam situasi seperti sekarang ini, mitra driver memegang peranan yang luar biasa penting untuk memastikan masyarakat dapat menjalani kehidupan senormal mungkin ketika mereka #dirumahaja.

Pihaknya meluncurkan skema Program Bantuan Pendapatan kepada mitra driver roda dua dan roda empat yang tidak dapat bekerja karena harus mendapatkan perawatan akibat positif terpapar Covid-19. Selain itu, akan menghentikan sementara cicilan yang berjalan misalnya premi asuransi, cicilan kendaraan dan lain sebagainya, pada bulan berjalan mitra driver mengalami perawatan.

Penurunan aktivitas transportasi daring tersebut juga diikuti oleh berkurangnya jumlah penumpang dari moda pengangkut publik seperti Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek, dan Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat adanya penurunan jumlah penumpang transportasi umum sejak imbauan berkegiatan dari rumah termasuk kegiatan bekerja di rumah sejak 16 Maret 2020. Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo mengimbau kepada warga untuk sementara tidak berkegiatan di luar rumah.

"Kami berharap tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan angkutan umum, sebagaimana kita ketahui bahwa angkutan umum menjadi tempat yang berisiko bagi penyebaran wabah virus ini," ujarnya, seperti dilansir dari Tempo.

Mengacu pada diagram di atas, jumlah penumpang moda transportasi publik menurun drastis. Contoh, MRT Jakarta yang rata-rata penumpang sudah mencapai 100.000 orang per hari, hanya tersisa di bawah 30 persen. Sementara, untuk KRL Jabodetabek yang biasanya mengangkut lebih dari 1 juta orang per hari, jumlahnya terus turun hingga menjadi 20-30 persen saja.

Melihat fakta tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta sudah lebih peduli terhadap keselamatan dan kesehatan orang lain di sekitarnya dengan meminimalisasi aktivitas di luar rumah. Sayangnya, tindakan tersebut berimbas pada pekerja di sektor informal seperti pengemudi transportasi daring.

Mereka, tetap harus bekerja di luar rumah untuk memperoleh pendapatan yang layak, agar mampu mempertahankan kesehatan bagi dirinya dan anggota keluarganya. Pendapatan yang berkurang akibat sepinya mobilitas warga di luar rumah akan mengancam keberlangsungan dapur mereka, sehingga bisa-bisa sulit untuk tetap ngebul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper