Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) menilai meningkatnya jumlah pesan-antar makanan dan barang akibat kebijakan jaga jarak (social distancing) belum sebanding untuk menutupi pendapatan yang berasal dari jasa antar penumpang.
Ketua Presidium Garda Igun Wicaksono menyampaikan hingga kini lebih dari 50 persen pendapatan ojek online (ojol) masih berasal dari layanan antar penumpang. Sisanya, baru berasal dari gabungan jasa pengantaran makanan, barang, dan jasa lainnya.
"Selama kebijakan social distancing dan work from home diberlakukan, pendapatan driver rontok hingga 70 persen. Normalnya bisa dapat Rp200.000 per hari, sekarang hanya Rp60.000," jelasnya, Senin (23/2/2020).
Pihaknya juga akan mengajukan surat tertulis kepada pemerintah lintas kementerian dan lembaga. Selain itu, juga kepada aplikator dalam memberikan keringan berupa pemundaan pembiayaan cicilan hingga menghapus sementara presentase biaya yang harus dibayarkan kepada aplikator.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Driver Online Wiwit Sudarsono mengatakan meningkatnya jasa pesan-antar makanan dan barang masih bisa memberikan pendapatan bagi pengemudi kendati tak mungkin bisa menutup 100 persen pendapatan normal.
Selain itu, implementasi alat kesehatan untuk pencegahan dari virus yang dijanjikan aplikator belum semua direalisasikan untuk diberikan kepada pengemudi.
Baca Juga
"Sudah ada aplikator yang sedikit memberi masker dan hand sanitizer, tapi belum semua mitra mendapatkannya. Akhirnya kami modal sendiri," ujarnya.